Akhir-akhir ini, banyak pertanyaan yang selalu menggelayut dalam pikiran penulis. Setelah berakhirnya tahun ajaran, penulis mencoba merefleksi diri terkait murid yang selama ini dididik dan diajar. Terkadang ada murid yang menjengkelkan, ada juga yang patuh dan ada juga yang cuek saja. Sambil menyimak webinar yang disampaikan oleh Dr. Fakhrudin Faiz, penulis terhenyak akan persoalan selama ini. Salah satu materi yang disampaikannya yaitu relasi murid dan guru. Mungkin persoalan yang selama ini, antara guru dan murid, dikarenakan hubungan relasi yang kurang baik. Atau bisa juga dikarenakan relasi seorang guru hanya pada level rendah. Naah, inilah tingkatan relasi guru dan murid dalam pembelajaran di sekolah.
1. Assignment, yaitu seorang guru yang mendidik dan mengajar hanya sebatas memenuhi kewajiban saja alias menggugurkan tugas. Datang ke sekolah, mengajar dan pulang lagi.
2. Achievement, yaitu murid hanya dijadikan jembatan saja oleh guru untuk meraih cita-citanya. Begitupun juga sebaliknya, guru dijadikan jembatan hanya untuk meraih ijazah semata.
3. Pleasure, yaitu relasi guru dan murid sudah sama-sama jadi passionnya atau kesenangannya. Guru senang mendidik dan mengajar sedangkan murid senang belajar. Kalau tidak mengajar terasa ada yang kurang. Hal ini mengakibatkan kalau rasa senangnya berkurang atau labil, maka akan terjadi drop out. Sehingga tingkatan pleasure tidak menjamin berlangsung terus menerus.
4. Contribution, yaitu relasi guru dan murid pada tingkat kontribusi apa yang bisa diberikan. Asal murid pintar, asal murid berakhlak dengan memberikan kepatuhan, ketaatan.
5. Love, yaitu relasi guru dan murid dengan orientasi apa yang dicintainya. Bagaiman caranya agar murid mendapatkan hal yang terbaik dalam hidupnya.
Pada level manakah relasi guru dan murid selama ini? Jangan-jangan masih pada level assignment.