Lihat ke Halaman Asli

Suryan Nuloh Al Raniri

Pendidik, Penulis dan Pembicara

Gotong Royong Itu Masih Ada, Perlukah Dipelajari?

Diperbarui: 30 April 2023   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga bergotong royong di Dapur (foto:Suryan) 

Selama ini selalu digembar-gemborkan kata gotong royong, seolah-olah kata tersebut sudah mulai hilang di tanah air Indonesia. Untuk mewujudkannya kurikulum merdeka secara khusus ada salah satu kegiatan yang khusus, supaya dimensi gotong royong tetap ada dan tumbuh pada setiap siswa, yaitu profil pelajar pancasila. 

Gotong royong menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu). Untuk melakukan gotong royong diperlukan komitmen bersama dimulai dari perencanaan sampai kepada implementasi dilapangan. Seperti yang dicontohkan oleh warga masyarakat di Desa Naluk ketika akan melakukan suatu perhajatan. 

Bapak ketua RT mengundang warga untuk memberitahu pelaksanaan rapat koordinasi perhajatan. Saat rapat koordinasi, semua stakeholder pemangkin kepentingan hadir di atas panggung sederhana untuk membuat suasan lebih meriah. Semuanya dengan sukarela berdatangan, meskipun malam hari. 

Disertai senda gurau yang mengajak semua peserta rapat musyawarah tidak terlalu tegang. Ada warga yang mendapatkan tugas di bagian dapur, pengatur acara dan penerima tamu. Itulah makna gotong royong di desa Naluk. Indahnya kerjasama, pekerjaan yang berat akan terasa ringan jika dipikul bersama-sama. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline