Melanjutkan artikel saya yang kemarin (http://bit.ly/1nKfCYV), sejujurnya masih terasa bergelora dalam dada ini untuk mempertanyakan langkah apa yang akan ditempuh Fadli Zon guna membentuk Pansus?
Jika anda bertanya mengapa saya menyuarakan hal ini? Alasannya karena saya merupakan warga negara yang masih peduli terhadap kelangsungan bangsa ini. Mungkin terdengar sok nasionalis, tapi John F. Kennedy pernah bilang, "Jangan tanyakan apa yang Negara dapat perbuat untuk Anda, tetapi tanyakanlah apa yang dapat Anda perbuat untuk Negara!".
Kembali ke topik artikel, saya selaku bagian dari bangsa Indonesia, ingin mempertanyakan ketegasan sikap Fadli Zon selaku “WAKIL RAKYAT”, apakah masih peduli terhadap bangsa ini dengan menggelorakan kembali pembentukan Pansus?
Apabila kita menelaah ke belakang, Fadli Zon adalah salah satu promotor untuk pembentukan Pansus Freeport oleh DPR. Dirinya paling vokal dalam menyuarakan dibentuknya Pansus guna membongkar masalah-masalah dalam pengoperasian PT Freeport Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Bahkan Fadli Zon pun mengatakan bahwa keberadaan Freeport bertentangan dengan konstitusi. (Baca: http://nasional.sindonews.com/read/1068911/12/fadli-keberadaan-freeport-bertentangan-dengan-konstitusi-1449900746 ).
Namun ternyata semangat Fadli Zon membentuk Pansus hanyalah gertak sambal saja, semangat di awal untuk menggelorakan Pansus hanya terkesan angin surga. Faktanya, saat ini Fadli Zon malah secara gamblang mendukung pembentukan Panja yang digagas Komisi III ketimbang memperjuangkan apa yang dia gelorakan sebelumnya yaitu pembentukan Pansus.
Padahal, apabila dilihat dari bobot dan fungsinya, Pansus pembentukannya diinisiasi oleh lintas fraksi dan disahkan oleh Paripurna DPR, dan nantinya akan melaporkan hasil dalam paripurna. Sedangkan Panja hanya dibentuk di satu komisi saja dan hasilnya pun cukup dilaporkan ke pimpinan DPR, yang kemudian meneruskan ke pemerintah atau pihak terkait.
Jadi, dari pemaparan diatas pun kita dapat mengambil kesimpulan apa bedanya antara Panja dan Pansus. Lalu, muncullah pertanyaan dalam benak saya, Masihkah Fadli Zon Peduli Dengan Bangsa ini?
"Apabila dalam di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun." Sepertinya Pidato Soekarno pada HUT Proklamasi 1956 ini tepat apabila dialamatkan kepada Fadli Zon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H