Lihat ke Halaman Asli

Suryana

Mahasiswa

Tradisi Sunda Perelek, Simbol Kemiskinan?

Diperbarui: 21 Desember 2021   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak suku dan budaya, salah satu suku yang cukup banyak di indonesia yaitu suku sunda, dan suku sunda memiliki banyak budaya tersendiri di dalamnya seperti  yang umum kita ketahui yaitu Tari Jaipong, Wayang Golek. Sisingaan, Kuda Renggong dan masih banyak lagi.

setiap budaya sunda memiliki arti dan manfaat yang berbeda teman-teman, dan yang akan kita bahas kali ini yaitu tradisi adat sunda"perelek". secara umum Perelek merupakan salah satu tradisi gotong royong masyarakat sunda. Tradisi ini mengimplementasikan kosmologi Sunda "Tritangtu" yang berintikan harmoni di dalam kehidupan antara Sang Pencipta, Manusia, dan Alam Semesta.

Kampung KB Lembang, Bandung Barat adalah salah satu daerah yang masih menjalankan tradisi perelek hingga saat ini. jadi disini setiap rumah akan di taruh sebuah wadah beras dimana warga akan mengisinya dengan beras lalu dikumpulkan dan setelah itu akan di bagikan lagi kepada masyarakat yang sekiranya kurang mampu.

"Tradisi ini bertujuan untuk saling membantu bagi orang-orang yang kurang mampu disini, ya misal ngga mampu beli beras jadi punya beras karena adanya tradisi beas perelek ini" Ucap Pak Oten RT Kampung KB

namun jika kita lihat, ada pemaknaan lain yang kita temukan yaitu dengan adanya tradisi ini apakah ini menandakan bahwa angka kemiskinan disini masih tinggi? karena dengan banyaknya penerima dibanding pemberi maka jelas angka kemiskinan masih tinggi.

namun terlepas dari itu ini merupakan tradisi yang sangat menggambarkan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama, sesama makhluk hidup harus saling membantu ketika sesama kita sedang berada dalam kondisi kesulitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline