Sebenarnya keinginan terjun ke dunia politik itu sudah sejak lama tetapi beberapa kali saya urungkan karena terpengaruh oleh jargon bahwa politik itu kotor. Belum lagi ada anggapan politik membutuhkan energi dan biaya besar membuat hambatan menjadi semakin tinggi. Umum terjadi jika politik dinasti cukup besar pengaruhnya dalam politik Indonesia.
Awalnya saya ragu untuk memasuki dunia ini karena pertimbangan diatas setelah melakukan kontemplasi jika tujuan terjun kedalam dunia politik adalah dengan niat tulus untuk melakukan perbaikan masyarakat dan melakukan semuanya dengan jujur. Kita bisa melihat beberapa contoh bahwa politik juga membawa perbaikan.
Jika dunia politik Indonesia dipenuhi oleh orang-orang kotor maka efeknya berimbas langsung pada rakyat yang tidak pernah menikmati kesejahteraan karena terus menerus dirundung korupsi, kolusi dan nepotisme. Dunia politik jelas membutuhkan orang baik, jujur dan cerdas untuk memperbaiki kondisi Indonesia.
Terjun ke dunia politik butuh tekad dan niat yang bulat. Saya pribadi setelah melakukan beragam pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk berani terjun ke dunia ini. Sebelumnya saya tertarik untuk bergabung dengan PSI (Partai Solidaritas Indonesia) karena partai tersebut memperjuangkan anti korupsi dan anti intoleransi serta tidak tercatat ada politik dinasti.
Awalnya saya bergabung dengan PSI melalui dunia maya kemudian di hubungi oleh pengurus PSI lokal (provinsi), tetapi masih tidak percaya dengan respon cepat mereka tetapi rupanya itu merupakan tanda keseriusan pengurus kepada konstituen.
Secara kebetulan atau karena anugrah Tuhan saya dipertemukan secara tidak sengaja dengan Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PSI Kalimantan Barat, Bro Alexius Akim, saat saya singgah di sebuah warung kopi dekat minimarket.
Kebetulan yang kedua, orang yang menghubungi saya ikut juga dalam rombongan beliau. Bro Alexius Akim mengatakan bahwa pertemuan ini adalah kehendak Tuhan, kemudian Bro Eging (orang yang menghubungi) meminta foto KTP saya untuk ditindak lanjuti menjadi anggota sekaligus bacaleg (bakal calon legislatif). Pertemuan membuat langkah saya semakin mantap untuk terjun ke arena politik praktis.
Setelah pertemuan ini saya berdiskusi dengan istri dan istri saya setuju dengan langkah saya. Kemudian saya menyiapkan berkas yang diperlukan. Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H