Lihat ke Halaman Asli

Anton Surya

Pengelana

Antara Taliban, Uighur dan China

Diperbarui: 23 Agustus 2021   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mehmet Riza Bekin (sumber: Rfa.org)

Kejatuhan Kabul, 15 agustus 2021 menandai era berkuasanya Taliban di Afghanistan. China sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Afghanistan memanfaatkan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Afghanistan.

China memiliki akses darat melalui jalur sempit yang dinamakan Wakhan Corridor (masih dalam penguasaan Aliansi Utara) sehingga memudahkan hubungan dengan Afghanistan. Dalam sejarahnya (monarki) Afghanistan adalah pendukung kemerdekaan Turkestan Timur (Uighur). Selama berdekade Afghanistan adalah negara transit pelarian kaum Uighur sebelum menuju negara ketiga,

Negara ketiga yang dituju orang Uighur pada masa lalu adalah Turki, dimana pada periode pemerintahan pra-Erdogan sangat "welcome" dengan Uighur. Turki menjadi surga bagi kaum Uighur pelarian, karenanya banyak orang Uighur hidup damai dan bisa melestarikan budaya dan bahasa mereka. Bahkan seorang Uighur, Mehmet Riza Bekin, kelahiran Khotan, Xinjiang (China) bisa meniti karir hingga menjadi mayor jenderal dalam Angkatan Darat Turki.

Tetapi saat Turki mengalami krisis ekonomi, China datang membantu tentu saja dengan syarat pemerintah Turki meredam gerakan kemerdekaan Turkestan Timur (Uighur-Xinjiang). Karena tekanan ekonomi yang berat Turki setuju dengan syarat China. Satu langkah China bisa memenangkan perang di jalur diplomasi.  

Kini China cukup jeli melihat Taliban yang akan menjadi penguasa baru Afghanistan. Menurut beberapa sumber Mentri luar negeri China sudah menemui secara langsung dengan pemimpin Taliban sebelum Kabul dikuasai.

China tentu punya motivasi besar untuk menjalin hubungan secara mendalam dengan Afghanistan. Selain motif ekonomi, China mempunyai motif politik. Afghanistan diketahui memiliki kandung "rare earth" (Logam Tanah Jarang), juga bisa membuka memperlancar OBOR (one belt one road) atau yang dikenal sebagai jalur sutera baru.

Selain China juga bisa membersihkan namanya di dunia Islam karena masalah pelanggaran hak asasi manusia kepada kaum muslim Uighur di Xinjiang yang pada masa sebelumnya mustahil dilakukan karena pemerintahan Afghanistan di dukung oleh Amerika. 

Uighur selalu mejadi isu besar yang menjadi penghalang China dalam mengembangkan sayap ekonominya. Pelanggaran HAM secara massif terhadap Kaum Uighur selalu diangkat negara barat (terutama Amerika) untuk menghambat pengaruh China di dunia, terutama di negara-negara Islam.

Harapan China dengan bantuan Taliban, China bisa mengeluarkan duri dalam daging masalah Uighur. Kesempatan untuk bekerja sama dengan pemerintahan Taliban adalah kesempatan emas bagi China untuk memuluskan rencananya. Tidak ada makan siang gratis




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline