Lihat ke Halaman Asli

Anton Surya

Pengelana

Jeff Bezos, Kesuksesan Tidak Berangkat dari Ruang Hampa

Diperbarui: 9 Februari 2021   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeff Bezos (wikimedia commons)

Kita tahu bahwa Jeff Bezos adalah salah satu orang terkaya di dunia. Sebagian dari kita hanya menyimak kesuksesanya yang berangkat dari seorang penjual buku online yang bernama Amazon.com. Baru-baru ini Jeff Bezos mengundurkan diri sebagai Direktur Utama Amazon dan memilih duduk sebagai komisaris utama saja. 

Jeff Bezos dilahirkan oleh seorang remaja berusia 17 tahun yang bernama Bernama Jacklyn Gise dan Ayah yang berusia 19 tahun bernama Theodore Jorgensen. Perkawinan dua remaja itu hanya berlangsung 4 tahun yang akhirnya bercerai lebih karena masalah ekonomi yang pas-pasan.

Jackln kemudian menikah lagi dengan seorang imigran Kuba yang bernama Miguel Bezos yang bekerja sebagai teknisi di pertambangan minyak. Kemudian Jeff diadopsi sehingga berhak menyandang nama Bezos. 

Awalnya Jeff bercita-cita menjadi fisikawan murni dengan kuliah di Universitas terkemuka di Amerika Serikat, Princeton dengan mengambil jurusan fisika murni. Sebagai seorang mahasiswa cerdas, Jeff selalu mendapatkan nilai A+ hingga pada suatu hari, dia kena batunya.

Jeff tidak mampu menyelesaikan PR tentang persamaan differensial parsial, hingga akhirnya harus bertanya pada Yosanta, pemuda keturunan Sri Lanka yang mampu menyelesaikan masalah itu dengan waktu singkat. Meski akhirnya lulusan dari Princeton dengan Summa Cum Lauda dengan IP 4.2, tetapi Jeff melupakan cita-cita awalnya untuk menjadi ilmuwan Fisika. 

Jeff bekerja pada sebuah hedge fund sebagai analis, tetapi kemudian memutuskan untuk berjualan buku secara daring. Dia mendirikan Cadabra yang kemudian berganti menjadi Amazon. Awalnya dia dicemooh dengan ide gilanya untuk berjualan buku daring karena toko buku konvensional sudah sangat banyak di Amerika. Tetapi Jeff tetap percaya bahwa dia akan sukses dengan usahanya. 

Usaha Jeff tidak berhenti hanya berjualan buku, tetapi dia mengirimkan survey melalui e-mail kepada para pelangganya tentang barang apa yang mereka beli secara daring. Setelah survey tersebut, Jeff mulai menjual CD musik, Games dan semua barang yang dibutuhkan.

Pernah suatu kali saat bayi Amazon belum besar ditawar untuk dibeli oleh Nobles & Barnes (Penerbitan dan jaringan ritel buku terbesar) dengan nilai fantastis 1 juta dolar, tetapi Jeff tidak tertarik untuk menjualnya. Meski sempat tenggelam karena pecahnya Bubble Dotcom, tetapi Amazon bisa sukses hingga membuat Jeff Bezos menjadi orang terkaya di dunia yang baru di geser posisinya oleh Elon Musk dari Tesla.

Orang yang paling berpengaruh bagi Jeff adalah sang kakek, Lawrence Preston Gise, yang mengajarkan bahwa segala sesuatu harus dikerjakan secara mandiri tanpa perlu minta bantuan orang lain. Sejak usia 4 hingga 16 tahun Jeff selalu menghabiskan sebagian besar waktunya bersama sang kakek. 

Penghasilan Lawrence sebagai seorang pengawas Badan tenaga atom Amerika mampu membuat Jeff selalu mendapat pendidikan terbaik. Lawrence adalah seorang pengawas proyek Tenaga Atom Amerika dimana dalam pengembangan teknologi selalu terdepan termasuk teknologi internet. Internet sendiri dirancang oleh DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) untuk mengantisipasinya terjadinya perang nuklir pada masa perang dingin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline