Lihat ke Halaman Asli

Anton Surya

Pengelana

Kala Istri Berkata, Saya Tidak Pulang (II)

Diperbarui: 27 April 2020   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anakku (dok.pri.)

Pandemi Covid-19 tidak kunjung berhenti hingga hari ini, bahkan menurut laporan  Worldometer, hampir 2 juta pasien yang diakibatkan Covid-19. Meluasnya pandemi Covid-19 sudah menjangkiti 51 orang di Kalimantan akan akan terus bertambah dengan sudah dibagikan Rapid tes dan mulai berfungsinya laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura, Pontianak, sebagai lembaga yang mampu menguji swba tes.

Istri sempat mengulangi kembali berkata kepada kami "Bapak dan dan Dede harus siap jika Mama tidak pulang." Itu merupakan pesan dan peringatan bahwa pandemi Covid-19 semakin meluas. 

Baru-baru ini ada pasien balita yang disolasi di rumah sakit tempat istri bekerja, karena reaktif rapid tes. Kemungkinan pasien ini tertular dari bibinya yang baru pulang dari Jakarta. 

Belum lagi kehebohan yang terjadi di Kabupaten tetangga, Sintang, tentang kedatangan  yang disebut Kelompok Magetan. Kehebohan itu sangat beralasan bagi kami karena letak mereka tinggal berada di perbatasan Kabupaten dan ada seseorang dari kelompok Magetan ini terbukti positif sejak dari Pulau Jawa.

Mengingat kami masih terikat sosiologi kampung sehingga segala kehebohan lebih cepat beredar daripada berita positip. Beragam berita negatif membuat suasana menjadi tegang. 

Saya sendiri tetap tenang menyikapi kondisi yang anda tetap memberi semangat istri untuk tetap bekerja sebagai tenaga medis di rumah sakit. Meski pemberitaan tentang gugurnya tenaga medis hampir setiap hari hadir. Sejak awal menikah bahkan saat berpacaran, saya sudah tahu resiko yang berat yang sewaktu-waktu bisa menimpa istri dan keluarga.

Pernah suatu kali istri heboh karena pasien yang ditolong ternyata positip HIV, tetapi itu bukan yang pertama ternyata, berulang lagi dengan penyakit menular lain. 

Sementara pertolongan harus dilakukan tanpa APD yang memadai hanya sekedar masker dan sarung tangan. Puji Tuhan hngga kini kami masih bebas dari segala penyakit menular, setelah istri menjalani tes di laboratorium. 

Tetapi rasa  kuatir itu tetap menghantui, meski tetap harus mendorong istri tetap semangat bekerja. Kini mereka menjadi garda depan dalam memereangi Covid-19 meski seringkali amunisi (APD) yang disiapkan seringkali tidak mencukupi. 

APD yang menjadi senjata terus berkurang karena terpakai membuat pihak rumah sakit, harus menjatah APD seadanya, seperti jumlah masker yang biasa diganti saat menangani pasien kini dijatah karena kelangkaan. Melalui tulisan ini saya mengajak semua masyarakat mendukung para tenaga medis bekerja. Karena mereka garda terdepan dan rela melaksanakan tugas meski dengan peralatan seadanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline