Daerah kami termasuk salah satu daerah endemik DBD (Demam Berdarah Dengue). Saya sendiri pernah mengalaminya. Panas, dingin, mual muntah sungguh sesuatu yang tidak mengenakan. Hampir setiap tahun di kabupaten Sekadau, dimana saya tinggal ditemukan kasus DBD.
Tempat kami tinggal masih banyak hutan dan semak belukar, sehingga menjadi habitat bagus bagi nyamuk Aedes Aegypty. Tetapi Sebenarnya kita bisa menciptkan kondisi yang tidak nyaman bagi nyamuk itu sehingga tidak berkembang biak dan menggigit kita.
Gerakan 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur) benda-benda yang menjadi sumber genangan air adalah langkah yang harus kita lakukan. setidaknya lingkungan sekitar rumah harus aman dari genangan air yang menjadi sumber berkembang biak nyamuk Aede Aegypty.
Apakah hal itu sudah cukup, ternyata celah rumah juga harus ditutup oleh kawat nyamuk sehingga nyamuk tidak bisa memasuki rumah. Karena daya jelajah nyamuk Aedes Aegypty hingga 400 meter maka kita juga perlu mengamankan lingkungan sekitar rumah. Lingkungan sekitar rumah harus ditanami tanaman pengusir nyamuk seperti Serai, Lavender, Tikala (kecombrang) dan lain-lain.
Selain itu kita juga perlu meningkatkan daya imunitas anggota keluarga. Rajn mengkonsumsi herbal yang ada di sekitar kita seperti Jambu Biji dan Daun Pepaya. jadikan ramuan herbal sebagai makana dan minuman sehari-hari bukan sebagai obat yang rutin.
Banyak ramuan herbal yang ada disekitar kita yang kita bisa manfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tumbuh, tetapi sering kita malas atau tidak tahu jika tumbuhan tersebut berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh dan juga banyak minum air putih tentunya. Jika memiliki tubuh yang sehat maka kita jauh dari ancaman penyakit termasuk DBD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H