Lihat ke Halaman Asli

Anton Surya

Pengelana

Yesus Sang Pembebas

Diperbarui: 21 April 2019   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: me.me/market

Paskah sendiri bagi orang Kristen adalah kebangkitan Yesus dari kubur. Momen ini merupakan momen ultim dari iman Kristen.

Tetapi paskah sendiri tanpa melihat kehidupan Yesus pra-paskah akan mejadi kosong. Yesus dilahirkan dalam budaya Yahudi.

Dalam Budaya Yahudi yang kaku dan keras mendasarkan semua aturan berdasarkan aspek keagamaan dan atas nama tuhan. Tujuan semua itu untuk mendapat berkat ilahi sehingga beragam aturan keras atas nama agama dikeluarkan. Aturan keras menjadi normatif bagi orang Yahudi.

Perjanjian Lama menjadi dasar pemikiran kaum Farisi sebagai pemimpin agama yang paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Kaum farisi mendominasi semua aspek kehidupan. Mereka yang dekat dengan rakyat dan menjadi imam yang mempengaruhi pemikiran masyarakat umum.

Aturan Farisi adalah diklaim tertulis dalam aturan Taurat dan ditambah berbagai aturan untuk menguatkan Taurat. Semua dijalanakan secara tekstual kaku dan menolak tafsir lain selain dari mereka. Yesus menyebut aturan tersebut sebagai kantong anggur lama yang hanya menawarkan sebuah kemunafikan dan pemisahan. Fanatisme hanya akan menimbulkan pemisahan. Orang-orang yang tidak taat Taurat versi farisi disebut berdosa, sedangkan kaum diluar kaum Yahudi disebut kafir. Hanya Yahudi dianggap layak dan berkenan kepada Allah.

Bait Allah menjadi pusat peribadatan dan legalitas iman Yahudi sudah menjadi pusat perekonomian. Aturan yang mengharuskan semua persembahan dalam bentuk hewan sudah berubah menjadi ladang bisnis dan korupsi. Tuhan sudah dibuat menjadi legalis. Allah yang Roh dibuat allah yang jasmani. Standar jasmani dengan klaim ilahi menjadi sumber kemunafikan

Yesus menawarkan sebagai pemikiran baru dimana hubungan dan ridho ilahi tidak lagi membutuhkan sekat dan aturan njlimet. Dia menawarkan kasih kepada setiap orang. Kepada kaum terbuang yang disebut kafir dan berdosa (Orang Samaria dalam Yohanes 4:6-30), dia mau bergaul dengan pemungut cukai (Lukas 19:1-10) yang dicap sebagai orang berdosa dan antek penjajah. Penyembahan Allah yang tidak harus dilakukan di Bait Allah menjadi sebuah jalan baru. Dia menawarkan Penyembahan dalam Roh dan kebenaran. Suara Yesus begitu menohok kita saat ini. Relasi dan relevansi pemikiran Yesus untuk membebaskan manusia dari belenggu Taurat lama atas nama klaim-klaim ilahi harus menjadi tugas setiap kita. 

Tindakan dan pemikiran Yesus yang out the box membuahkan Perjanjian Baru. Janji Dia bangkit sudah tergenapi. Kini saatnya kita bersuara dan mengasihi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline