Lihat ke Halaman Asli

Surya Al Bahar

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri surabaya

Menyelisik Marwah Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 12 Februari 2020   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumbet Gambar : limawaktu.id

Salah satu acuan negara maju saat ini bisa dilhat dari perkembangan pendidikan di dalamnya. Saya percaya, namanya perkembangan pasti dimulai dari kualitas rendah kemudian ke tinggi. Tidak ada suatu proses perkembangan langsung melonjak pada posisi teratas. Pasti dimulai pada proses sederhana, kemudian seiring berjalannya waktu, proses tersebut mampu berkembang jadi maju. 

Agaknya saya meyakini betul, percaya diri dengan konsep itu. Bersyukurnya, proses pendidikan di Indonesia masih terlihat berkembang, artinya bisa dikatakan jalan terus. Jika mengacu pada kinerja beberapa menteri pendidikan yang sudah-sudah, bisa dilihat, di setiap pergantian menteri pasti ada perubahan di dalamnya.

Perubahan memang tidak bisa dielakkan pada setiap diri pribadi manusia, tapi jangan dilihat dari sisi alamiah manusianya, mari kita tengok sebentar, yang namanya perubahan tentu ada perbaikan dari sebelumnya. 

Perbaikan tersebut dilakukan atas dasar penilaian cukup panjang. Dengan adanya penilaian tersebut, bisa disimpulkan, soal pendidikan kita masih tertanam rasa ketidakpuasan yang ditimbulkan akibat ketidakpercayaan dari satu menteri ke menteri lainnya.

Persoalan tentang pendidikan memang tidak akan pernah usai dibahas. Setiap era yang berkembang, di sana ada pendidikan yang berusaha memodifikasi sistem agar manusianya mampu menyesuaikan. 

Korelasi pendidikan dengan dunia usaha memang tidak bisa ditutupi. Sistem pendidikan selalu berusaha menyelaraskan dan menyiapkan individu-individu terampil untuk dunia industri. 

Padahal jika melihat UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I mengatakan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tidak ada gambaran isi yang menyatakan kalau pendidikan adalah sebuah sistem yang menyiapkan untuk kepentingan dunia industri.

Sudah paket lengkap, dari spiritual sampai kepribadian yang awal mulanya berusaha membentuk manusia yang sadar akan drinya dan sadar menetukan sikap bagaimana kedepannya. 

Disadari atau tidak, pendidikan juga berfungsi sebagai media manusia untuk mencari siapa dirinya melalui pengembangan diri yang berjenjang, makanya dalam pengertian pendidikan termaktub kalimat yang berbunyi seruan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi, baik lahir dan batinnya. Dari jumlah seluruh siswa di kelas, idealnya berjumlah empat puluh. 

Mereka semua tentu tidak mungkin memiliki karakter sama semua. Dari salah satu mereka tidak bisa dipungkiri memiliki karakter berbeda-beda, mungkin ada sama, tapi sangat tidak mungkin bisa disamakan semua. 

Oleh karena itu potensi sangat penting diinformasikan kepada para siswa supaya mereka paham dan mencari terus menerus apa potensi yang dimilikinya, baik ketika dibimbing oleh guru, orang tua ataupun dirinya mencari sendiri, mengolah kemampuan yang ia rasa sudah memiliki  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline