Lihat ke Halaman Asli

Menanggapi Tulisan Mengapa Tuban Banjir???

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba ingat siklus air>sudah ingat belum?
Nah kira-kira kalau habis hujan, air langsung mengalir ke sungai atau meresap ke tanah dulu ya?
Nah udah tau kan....
Sekarang kalau kita lihat di Tuban, kira-kira tanah untuk meresap air ini masih berfungsi meresapkan air gak ya?lihat aja jalan-jalan di aspal mulus, rumah-rumah di plester atau di paving.
jadi solusinya apa?
tentu kita harus tegas, kita harus memaksa tiap-tiap orang untuk bertanggung jawab terhadap setiap tetes air yang mengalir dari lahannya, dari pekarangannya, dan dari kantornya.
Betul tidak?
Caranya bagaimana?
Ya kalau anda menutup tanah seluas 1 m2, ya anda harus berupaya memasukkan air hujan sebanyak 1 m2 itu ke dalam tanah semuanya. Bisa anda bikin lubang resapan, biopori, reboisasi, dlll
Nah untuk pembuatan saluran air, tolong pemikiran kita jangan terfokus bagaimana caranya membuang air secepatnya....Tapi bagaimana kita memasukkan air berlebih ini sebanyak mungkin ke tanah!!Bukan langsung di buangnya!!!
Mang manfaatnya apa?
Begini, kalau air dalam tanah kita sedot terus (pake sanyo) trus kita tidak pernah memasukkan setetes airpun ke dalam tanah, kira-kira akan habis gak air dalam tanah itu?(permukaan air tanah akan turun). Nah kalau sampai air tanah itu habis, kira-kira air dari laut yang rasanya asin itu akan masuk ke darat gak ya?bahasa kerennya intrusi air laut.( di Tuban mungkin intrusi air laut sudah sampai ke gua akbar)
Nah dengan kita berupaya memaksimalkan air hujan supaya masuk ke tanah, tentu selain mengurangi banjir, hal ini juga bisa mencegah intrusi air laut.
Ok, sudah paham kan??
Kalau sudah, jangan diam saja.
Lakukan sekarang juga!!
Sebarkan ke seluruh orang-orang yang berkepentingan!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline