Lihat ke Halaman Asli

Sekolah yang Membosankan

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin bagi semua orang sekolah adalah untuk melanjutkan ke jenjang suatu pekerjaan. Apakah pernyataan itu benar? , kita lihat saja hampir semua pelajar sekarang ini sekolah adalah bertujuan untuk mencari uang, dengan bersekolah maka kita akan menjadi seorang pengusaha yang sukses. Itu mungkin pernyataan dari sebagaian orang tua dan pelajar saat ini. Sekolah yang menganut sistim baku(mengekang) dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik , sehingga semua yang diinginkan oleh sekolah itu harus terwujudkan kepada peserta didik, Bukankah itu merupakan sebuah pendidikan yang mengekang bagi peserta didik? , sebagai contohnya saja saya yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan(SMK), tidak pernah lepas dari sistim sekolah yang sangat mengekang bagi peserta didik, pada suatu hari saya berangkat sekolah pukul 12.00 maklum kelas di sekolah itu dibuat bergantian dengan kelas 11 dan 12, kenapa yahh emmhh?? Mungkin sekolah itu menerima murid yg banyak karena mencari keuntungan finansial yang banyak demi memenuhi perut dan kantong para mafia pendidikan. Setelah saya memasuki jam pelajaran ,pelajaran pertama adalah matematika hingga 4 jam huuhh -_-, pelajaran yang membuat saya malas karena guru dan murid sama-sama malas, bagaimana tidak!! selama saya bersekolah di SMP (Sekolah menengah Pertama) saya sangat menyukai pelajaran matematika, bukan hanya pelajaran matematika saja tetapi semua bidang studi yang berada pada SMP tersebut, dengan malsanya saya dan anak-anak melihat guru yang memasuki ruang kelas, tak lama kemudian ternyata diadakan evaluasi (ulangan) dengan terkejutnya teman-saya dan juga saya sendiri memrotes akan adanya ulangan hari ini, karena saya dan juga teman-teman sama sekali tidak mengerti akan materi itu dan guru tersebut hanya berkata "sudah diam !! kerjakno alhamdulillah enggak mbok kerjakno yo weszt", dan saya hanya menulis soal yang diberikan oleh guru tersebut dan bukannya menjawabnya soal tersebut, bukankah itu pemaksaan karena para peserta didik harus menuruti paerkataan yang diberikan oleh guru, dan setelah itu saya mengumpulkan kertas yang hanya berisi tulisan soal ulangan.

Kemudian bel sekolah berbunyi menandakan waktu pelajaran selanjutnya dimulai dan pelajaran selanjutnya adalah produktif, tak lama kemudian guru produktif saya memasuki ruang kelas, kemudian saya dan teman-teman satu kelas mengeluarkan laptop, setelah itu pelajaran dimulai dengan bosannya saya mendengarkan guru tersebut ceramah soal materi-materi produktif, setelah itu saya menengok teman-teman saya dibelakang ternyata mereka sedang asyik bermain game dengan leptopnya masing-masing saat guru sedang menerangkan, katanya sekolah tersebut terkenal dengan keketatannya -_- ketat apanya orang anak-anak main game aja dibiarin, dan sebagai contohnya saja pada luar lingkungan kelas seragam saya sengaja saya keluarkan untuk mengetes para guru mana yang perhatian terhadap muridnya ehh malah sampai pulang tidak ada yang negur dan yang paling konyol lagii masalah baju produktif , pada saat memasuki gerbang depan sekolah harus memakai seragam abu-abu putih (seragam rabu dan kamis) saat itu saya berangkat dari sekolah memakai baju produktif, saat di depan gerbang sekolah ehh malah di suruh minggir dan harus memakai baju abu-abu putih kemudian didalam area sekolah dilepas dan memakai baju produktif lagi hufftt ... capekk daaahh -_- .. Oke kita kembali lagi pada suasana didalam kelas kemudian bel berbunyi lagi bahwa berakhirnya mata pelajaran tersebut dan mamulai lagi dengan pelajaran yang baru ..

Pelajaran terakhir ini adalah Pendidikan Agama Islam, pelajaran yang saya sukai . Tak lama kemudian sang guru datang dan memberikan tugas untuk mencari tulisan tajwid didalam sebuah lembaran kertas yang diberikan guru tersebut, saya sangat mengetahui materi tentang tajwid karena saya dulu mempelajari tajwid tersebut melalui guru saya waktu masih kecil, dan kemudian semua anak-anak berlomba-lomba untuk mencari sebanyak-banyaknya contoh bacaan tajwid agar mendapatkan nilai yang bagus meskipun dengan mencontoh anak yang lain dan kebanyakan teman-teman saya tidak mengerti tentang materi itu sehingga mencontoh teman yang dan mendapatkan contoh yang banyak, kemudian saya hanya mendapatkan sedikit contoh karena saya mengalami kesulitan dalam menulis dalam Huruf arab, tak lama kemudian guru tersebut mengatakan "Bagi Siswa Yang Mengumpulkan Banyak Contoh Maka Akan Mendapatkan Nilai Bagus". Bukankah itu tidak adil, saya yang menguasai tentang materi itu mendapatkan nilai yang kurang sedangkan teman-teman saya yang tidak memumpuni materi tersebut mendapatkan nilai yang lebih huft -_- " ....
Tidak habis fikir saya kenapa ya sekolah hanya terus seperti ini setiap harinya dan banyak sekali kecurangan yang berada di dalamnya, para peserta didik yang sekolah bertujuan untuk mendapatkan pendidikan ehh malah seperti ini memang tidak salah kalau para pelajar sering mengeluh tentang sekolah karena memang "SEKOLAH MEMBOSANKAN" ..


REVOLUSI PENDIDIKAN !!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline