Belakangan ini ramai berita mengenai kekerasan dan sikap jagoan dari beberapa orang yang tadinya tidak dikenal dan sekarang menjadi terkenal. Terakhir, ramai soal seorang karyawan swasta yang menggunakan plat nomor palsu dan viral karena memaki maki dan mengajak berkelahi seseorang bahkan sambil membawa senjata api.
Video viral tersebut kemudian berhasil menggiring si pelaku pada hukum dan ditenteng polisi, menjadikannya yang tadinya di video garang dan sok jagoan menjadi ayam sayur kicep (bukan kecap). Kalau mau dilihat ke belakang, kasus mario dandy , AKBP Achirudin hingga Giorgio Ramadhan tak lebih dari konsekuensi hukum karena bersikap arogan dan semena mena. Tak lebih dari luapan emosi yang kebablasan yang untungnya atau mungkin bodohnya direkam hingga bisa viral dan menjadi bukti yang indah dan terelakkan.
Emosi sesaat memang kadang membutakan, di samping mungkin ada kebanggaan ketika bisa berteriak garang, ketika bisa menang dalam perkelahian jalanan, atau mungkin ketika bisa menenteng senjata api dan menodongkannya kepada orang yang mungkin tidak kita sukai. Tanpa bertanya
Lalu setelah ini apa ?
Lalu setelah si lawan bonyok atau terluka bagaimana ?
Lalu setelah berhasil menakuti korban bagaimana ?
Dan lalu lalu lainnya yang dilupakan oleh si pelaku ketika bergaya lantang dan menjadi jagoan dan berakhir menjadi kicut ketika di giring pihak kepolisian. Berakhir sudah lagak galak yang viral di media sosial. Yang ada hanya menjadi bullyan, entah itu oleh warganet, ataupun oleh para wartawan yang memang sangat setia menanti kedatangan abang jago yang tengah viral.
Menjadi abang jago sesaat mungkin memang terlihat hebat, terlihat ditakuti, terlihat gagah dan berani,tapi lupa bahwa selalu ada konsekuensi yang menanti
Jakarta 06-05-2023