Lihat ke Halaman Asli

Menatap Optimisme 74 Tahun Indonesia

Diperbarui: 19 Agustus 2019   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gramha.net

Selamat Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk kita semua, segenap tumpah darah Indonesia. DI usianya yang ke 74, Indonesia telah banyak berbenah, mulai dari pembenahan dalam segi kesehatan dengan hadirnya BPJS hingga KIS-, pendidikan melalui BOS, hingga terakhir yang di dengungkan adalah pebenahan dari segi SDM agar bisa menjadi SDM yang unggul.

Dalam pandangan saya, ada optimisme yang tumbuh diberbagai kalangan untuk menatap Indonesia kedepannya, utamanya menatap target besar di Indonesia Maju di 2045 nanti, dimana Republik ini akan berusia 100 tahun dan akan mendapatkan bonus demografi berupa banyaknya jumlah angkatan kerja yang produktif yang akan menjadi bumerang jika tidak dipersiapkan dengan baik dari sekarang.

Sayangnya optimisme yang tumbuh juga di barengi dengan kenyataan-kenyataan pahit bahwa bangsa ini belum bisa lepas dari jeratan korupsi yang merugikan negara. 

Di tangkapnya kembali Bupati Kudus terpilih dalam kasus suap terkait pengisian jabatan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Kudus. Patut dicatat bahwa Bupati tersebut sebelumnya pernah tertangkap dan dihukum penjara, namun ketika keluar dari bui, ia justru maju kembali pada Pilkada dan gilanya terpilih !! Hal tersebut menandakan dengan jelas bagaimana permisifnya masyarakat terhadap pelaku korupsi.

Selain itu issue agama juga menjadi rentan dipermainkan ditengah masyarakat yang minim pendidikan dan menganggap perkataan pemuka ulama layaknya perkataan Tuhan. Gilanya issue agama tidak hanya dimainkan untuk mereka yang minoritas, tapi juga mereka yang sesama mayoritas.

swarakyat.com

Beberapa bulan lalu sempat heboh video mengenai desain sebuah masjid yang di buat oleh seorang kepala daerah muda yang dikatakan illuminati (lambang setan atau apapun namanya, saya kurang apaham), padahal kepala daerah tersebut bukan kali ini saja mendesai sebuah masjid, ia bahkan mendesai masjid-masjid hingga ke berbagai negara.  

Entah apa tujuannya, yang pasti kasus tersebut membuktikan bahwa teori-teori tidak masuk akal yang disampaikan oleh mereka yang punya massa, mau diterima oleh massanya yang fanatik dan minim literasi tanpa mempelajarinya lebih lanjut.

Hari ini, mungkin tidak ada lagi peperangan melawan penjajah yang mengharuskan kita mengangkat senjata, bertumpah darah, hingga menitikkan keringat dan air mata, entah itu karena bahagia atau mungkin karena ditinggal orang terkasih.  Tapi yang pasti perjuangan untuk melawan bangsa sendiri akan terasa lebih pahit dan sulit dari sebelumnya.

Melawan mereka yang tamak dan rakus akan harta, mereka yang tidak benar-benar mencintai Indonesia, mereka yang tidak menyukai Pancasila, mereka yang memiliki idealisme kenegaraannya sendiri, dan mereka yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan  bangsa bagaimana pun caranya.

Ingatlah bahwa perbedaan itu adalah hal yang biasa, dan bukan untuk memecah belah...

Selamat ulang tahun Indonesia..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline