Lihat ke Halaman Asli

Misi dalam Bekerja

Diperbarui: 30 Maret 2018   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: desktime.com

Minggu lalu, saya terlibat perbincangan yang sederhana namun cukup mengena dan berhasil membuat saya berpikir panjang dan risih beberapa hari ini. Teman saya menceritakan kepada saya bagaimana ini cukup bergumul dengan pekerjaannya saat ini yang membuatnya menghabiskan waktu yang cukup banyak di kantornya, dan membuatnya berpikir, jika suatu hari ia membentuk sebuah keluarga baru, maka ia mempunyai ketakutan akan melewatkan perkembangan anaknya yang tentunya merupakan momen yang sangat berharga, sehingga ia pun memilih menceritakan masalahnya kepada seorang tua, seorang pengusaha yang di anggapnya cukup bijak dalam untuk dimintai sebuah pendapat. 

"Ko, kira kira, kapan waktu yang tepat untuk berhenti/ mengundurkan diri dari suatu pekerjaan ??"

"Wah dia jawab apa thu ??" ujar saya dengan cukup antusias mencengarkan cerita teman saya tersebut, mau mengetahui apa pandangan si pengusaha yang notabene juga saya kenal dengan cukup baik tersebut. 

"Ketika misi kamu di kantor lama selesai.. " 

Satu kalimat simple yang cukuo untuk membuat saya terhenyak dan membawa pikiran saya mundur jauh ke belakang, mencoba mengingat dan bertanya kepada diri saya sendiri apa yang membuat saya memilih untuk pindah kantor dulu di tahun 2011 dan 2016 ?? Hingga akhirnya saya berhasil menarik kesimpulan bahwa pertimbangan gaji dan untung rugilah yang berhasil membuat saya angkat kaki dan pindah dari satu kantor ke kantor lainnya. 

Statement itu cukup menggelisahkan saya dan membuat saya sadar bahwa saya memang tidak pernah mempunyai misi setiap pindah kantor selain bekerja dan mencapatkan gaji yang lebih baik lagi, walau mungkin tidak selalu gaji yang lebih baik akan sejalan dengan yang namanya pekerjaan yang lebih baik, atau mungkin lingkungan kerja yang lebih baik.  

"Bekerja itu berkarya" itu statement yang pernah di katakan oleh Kepala Divisi saya dulu di kantor yang kedua, yang jujur sampai sekarang saya belum merasakan bagaimana rasanya bisa berkarya dalam bidang pekerjaan yang saat ini saya geluti. Saat ini bagi saya bekerja itu adalah bertanggung jawab atas apa yang telah di percayakan, baik itu pekerjaan atau mungkin atas gaji tiap  bulan yag masuk ke rekening saya. 

Lalu saya mulai bertanya, apa respon saya yang gelisah atas statement teman saya itu berlebihan ?? Apa saya lebay ?? Atau mungkin ada kompasianer lain yang tersentil ?? Pernah  membayangkan bagaimana bangganya seorang arsitek ketika melihat sebuah bangunan yang di desainnya sudah jadi dan sesuai dengan rancangannya ?? Atau mungkin perasaan seorang wartawan yang inisial namanya ada di akhir berita yang di tulisnya ??

Lalu muncul pertanyaan baru lagi dalam benak saya : 

" Mau hanya sekedar bekerja, atau mulai menemukan misi untuk mulai berkarya ??"

*semoga menjadi perenungan bersama :) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline