Lihat ke Halaman Asli

Nasi Padang buat Dadang

Diperbarui: 11 Januari 2016   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hanya sebungkus nasi padang, tak peduli isinya, mau rendang atau ayam, yang penting nasi padang, Sudah 3 hari ini Dadang merengek pada ibunya, meminta di belikan sebungkus nasi padang yang sudah berhasil membuat kerongkongannya bekerja extra menelan air liurnya yang diproduksi ganda, oleh para buruh yang tak dibayar di dalam tubuhnya.

“Mak, nasi padang mak.. “ ujar Dadang tanpa tendeng aling aling. Ibunya yang sedari tadi sibuk menjahit masker yang sudah di potong dari konveksi sebelah sedikit geram dengan kelakuan anak sulungnya yang baru berumur 10 tahun, anak kecil yang di paksanya bekerja mencuci piring di tukang bakmi di ujung gang yang ramainya bukan kepalang.

“Makan bakmi depan saja kamu, paling nanti potong uang jajan kamu.. “

“Bosen mak makan mie terus.. “

“Klo miskin jangan banyak gaya.. “ ujar ibu Dadang ketus, mengeluarkan wajah marah terbaiknya yang cukup untuk membuat Dadang kecut dan langsung cabut, ia enggan melihat wajah ibunya berubah menjadi monster merah dengan tanduk yang pernah ia lihatnya di TV yang ia tonton di kantor kelurahan.

Dadang lalu berjalan lunglai, menyusuri deretan rumah makan padang yang berada dekat tempat tinggalnya yang baru dihuninya 3 bulan belakangan. Kampung Padang, begitu orang orang Jakarta memanggil tempat di mana ia berada sekarang, dimana deretan rumah makan padang berjejer dengan manisnya walau tak jarang penjualnya adalah orang orang Jawa juga.

Dadang menatap lemas dengan penuh harap sambil sedikit mengkhayal jika saja ada seorang baik atau mungkin malaikat sekalipun yang tiba tiba melihatnya yang sedang membatu di depan tempat makan lalu kemudian menawarinya untuk makan di tempat yang menjadi impiannya dalam tiga hari terakhir.

“Nak sini.. “

Dadang terperanjat, matanya berbinar penuh harap ketiak seorang wanita dengan wajah cantik yang mengendarai mobil sedan dan terlihat kaya, dengan kacamata hitam memanggilnya. Itu malaikat utusan Tuhan, begitu batin Dadang dalam hatinya Dadang menghampiri wanita tersebut dengan semangat, kepalanya sudah membayangkan sebungkus nasi padang yang berwarna kuning menggoda dengan sambal berwarna hijau, yang dii harapkan akan di tawarkan wanita tersebut.

“ Mama di rumah .. ?? “

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline