Pendidikan Lingkungan Hidup adalah mata pelajaran sekolah dasar (SD) sampai dengan menengah atas (SMA) yang sangat dekat kaitannya dengan lingkungan hidup.
Tidak sedikit dari kita tahu akan pentingnya menjaga lingkungan hidup sekitar untuk kepentingan bersama, namun anehnya pelajaran ini seringkali diabaikan sampai dimana tahun 2015 silam, PLH resmi ditiadakan di berbagai daerah di Indonesia karena dianggap sesuatu yang bisa didapat dan tidak harus diajarkan disekolah.
Efek ini jelas terlihat bila mana kita memperhatikan generasi anak-anak yang tidak mendapat mata pelajaran ini secara resmi di sekolah, mereka kurang memiliki rasa peduli terhadap lingkungan sekitar (Sense of Ecology) dimana pembuangan sampah sembarangan terlihat biasa saja di mata mereka dan tidak berakibat buruk secara instan.
Kuranganya rasa peka terhadap lingkungan ini merupakan salah satu urgensi dimana pendidikan lingkungan hidup itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia sekarang. Rasa peka terhadap lingkungan ini tidak terjadi pula seccara instan dengan negara seluas Indonesia ini pun sangat besar jangkauannya.
Negara sebesar Indonesia ini tentunya memiliki keragaman masyarakat yang beragam pula macamnya. Perkembangan sifat peduli terhadap lingkungan ini ditumbuhkan oleh masyarakat sekitar yang dimana mereka adalah “guru” yang mendidik seluruh bagian dari masyarakat, dari tua hingga muda, dari desa hingga perkotaan dengan berbagai macam problematika yang dihadapinya.
Problematika lingkungan dan pendidikan ini tentunya menjadi salah satu perhatian Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dimana program KKN Tematik 2022 ini dalam berbagai tema SDG-nya yang beragam dengan tema Pemberdayaan masyarakat berbasis SDG Desa yang salah satu sub temanya adalah Desa Peduli Pendidikan yang didapat oleh kelompok 68.
Untuk SDG sendiri sepertinya masih terdengar asing ditelinga masyarkat Indonesia, singkat cerita SDG merupakan singkatan dari Sustainable Development Goals yang mencakup 17 tujuan mulia untuk mensejahterakan beragam aspek sosial yang tentunya memiliki banyak problematika.
Dengan tema Desa Peduli Pendidikan Sepanjang Hayat ini, problematika SDN 053 Cisitu terlihat lebih cocok dilakukan oleh kelompok KKN yang berfokuskan terhadap lingkungan, namun setelah diperhatikan lebih mendalam, lingkungan SDN 053 Cisitu perlu mengaktivasi kembali urgensi mata pelajaran PLH.
Banyak sekali siswa kelas 5 dan 6 yang kurang mengetahui fungsi dari taman Toga, bahkan taman pun disebut sebagai dekorasi saja.
Oleh karena itu, sub unit kelompok 68 yaitu Kelompok 5 & 6 yang mendapat tugas di kelurahan Dago mengimplementasikan tema KKN yang didapat menjadi “Kolaborasi Taman Toga dan Revitalisasi mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup”.