Berjuang tanpa henti menghadapi berbagai masalah, tidak peduli seberapa kencangnya badai yang lalu lalang, tidak peduli berapa banyak badai yang datang, dan tidak peduli seberapa sering dan dalam saya terjatuh, saya harus bertahan menghadapi semuanya. Kalimat-kalimat itulah yang selalu saya pegang semenjak membaca buku "Dompet Ayah Sepatu Ibu". Novel bertemakan perjuangan kehidupan karya penulis Indonesia, J.S Khairen menginspirasi saya untuk selalu berjuang dan tidak takut dalam mengambil keputusan. Novel ini merupakan mahakarya yang sangat saya rekomendasikan untuk kalian yang punya hobi membaca buku.
J.S Khairen memiliki nama lengkap Jombang Santani Khairen, Ia merupakan penulis berdarah Minang, lahir pada tanggal 23 Januari 1991. J.S Khairen memulai perjalanan menulisnya di tahun 2013 dari menulis cerpen yang kemudian memulai menulis novel, dan sekarang Ia sudah memiliki kurang lebih 20 buku yang sudah diterbitkan. Keahlian dan kegemaran menulis yang Ia miliki diwariskan dari sang Ayah yang merupakan wartawan.
Dompet Ayah Sepatu Ibu secara singkat menceritakan tentang seorang perempuan bernama Zenna yang hidup bersama keluarganya di Gunung Singgalang dan seorang laki-laki bernama Asrul yang tinggal di seberang Gunung Singgalang, Gunung Marapi. Mereka berdua hidup di keluarga yang secara ekonomi menengah ke bawah, tapi Zenna dan Asrul terus berjuang untuk mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik. Seperti takdir yang sudah rencanakan oleh Sang Maha Kuasa, kedua pekerja keras ini dipertemukan untuk membuat sebuah keajaiban.
Premis novel ini sebenarnya sederhana, namun J.S Khairen menuliskan ceritanya dengan indah, semua bagian ceritanya tidak ada yang membuat saya bosan. Novel ini memiliki 26 sub-bagian, yang dimana setiap bagiannya dikemas dengan sederhana, menceritakan bagaimana susahnya hidup jauh dari perkotaan, bagaimana perjuangan Zenna dan Asrul menghadapi masalah, dan bagaimana Zenna dan Asrul bertemu.
Kesederhanaan ini membuat saya yang membacanya ikut merasa sedih dari pahitnya kehidupan. Penulisannya memiliki beberapa bahasa daerah yang saya sendiri sebagai orang perkotaan tidak terlalu mengerti, tetapi saya tetap menikmati novel ini karena sebenarnya bahasa-bahasa daerah tersebut tidak sulit untuk saya pahami. Penggunaan bahasa daerah juga menambah pengetahuan saya tentang bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Pada beberapa kalimatnya terdapat kalimat-kalimat puitis yang membuat ceritanya semakin manis lagi. Pada bagian tulisan ini bisa saya bilang sangat rapi dan puitis tetapi mudah dimengerti.
Secara kesimpulan, Dompet Ayah Sepatu Ibu merupakan novel bertemakan perjuangan kehidupan yang berhasil menyentuh hati saya, penulisannya yang puitis tetapi mudah dimengerti membuat saya sangat merekomendasikan novel karya J.S Khairen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H