Lihat ke Halaman Asli

Keramahan Malam Pulau Kelapa

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari yang lalu baru saja saya dengan teman-teman pergi untuk piknik ke kepulauan seribu tepatnya di pulau Kelapa.Tepat pkl 11.00 WIB saya tiba di dermaga.Ada sebuah hal teman-teman ragu untuk melangkah awalnya.Ternyata hal yang kita liat tidak sesuai dengan apa yang diliat di internet sebelumnya.Dengan pantai berpasir yang luas dan sepi.Owh,ternyata ramai masyarakat disana.Sambil kita melepas lelah,ada seorang warga yang sempat ngobrol dengan kita.Kita ceritakan semua yang kita rencanakan semua.Akhirnya bapak itu menunjuk satu pulau yang berdekatan dengan pulau kelapa, sangat kecil dan sepi.Akhirnya siang sekitar Pkl 13.00 WIB kita putuskan untuk menghampiri pulau tersebut.Ada beberapa hal yang aneh,ketika kami baru saja mendirikan tenda dan beberapa kayu bakar untuk persiapan dimalam hari,datang seorang yang tampak sangar dan rasanya tidak suka dengan keberadaan kami.”Kalian kok disini,kenapa tidak menginap saja dipenginapan warga? “ Tanya bapak tersebut.Kami menjawab “ kami kesini memang untuk piknik mas,gak papalah kita nanti malam tidur di tenda saja”.’Oh …gak dek,masalahnya kalo malem pasang air lautnya sampe atas dan gak mungkin tendanya masih bisa berdiri.Kalo mau nginep aja dirumah saya,gak usah bayar”saut bapak itu yang kemudian pergi setelah mengenalkan diri dan memberi nomor hanponnya.Akhirnya malam mulai larut,api unggun yang menyala mulai terkena air yang naik karna pasang,kami ingat tadi siang diberi nomor hanpon mas Parman dan menyuruhnya menginap dirumahnya.Tanpa piker panjang kita mulai sudahi dan mengemas barang-barang kita.Setelah kami hubungi ternyata nimor hp mas Parman tidak aktif.Kita coba cari rumahnya sampai keujung pulau,akhirnya ada salah satu masyarakat yang member tahu rumah mas parman tersebut..Tapi ternyata setelah kami mengetuk pintu rumahnya,mas Parman tidak ada di tempat,beliau pergi.Kami lalu memutuskan untuk menginap di kapal-kapal nelayan,karena hanya dengan itu kita bisa terhindar jiak turun hujan.Tidak lama ketika kita asik ngobrol di kapal datanglah mas Parman,dia mengantar kami ke rumah beliau.Luar biasa kita di sambut bagai tamu atau wisatawan yang jauh-jauh datang dari luar negeri.Samapai larut malam kita asik dengan obrolan kami.Ada hal yang kami dengar ketika mas Parman ditanya oleh istrinya,”Mereka itu siapa mas ? “Mas Parman menjawab “Mereka datang dai Jakarta,mereka itu mahasiswa,mereka itu saudara-saudara kita,seperti biasa kita kita datang keluarga baru lagi”.wah ternyata keramahan mas Parman membuat kita bangkit.Sesosok masyarakat kecil yang tinggal di pulau yang sangat kecil,dengan penghargaan ya ng luar biasanya kepada siapapun yang baru dia kenal,dia mengatakan kita adalah keluarga barunya,dia mau member penginapan kepada kita secara cuama-cuma.Akhirnya pagi kita harus pulang,kapal yang menuju ke muara angke Jakarta sudah menyambut dan kita pulang dengan membawa pelajaran dan pengalan baru.Walau bagaimanapun pengalaman tidak bisa dibeli dengan apapun.Terima kasih Mas Parman,terima kasih pulau kelapa.Semoga engkau akan tetap selalu biru

Oleh : Mifthakhusurur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline