Lihat ke Halaman Asli

Belajar Keragaman dari Masjid Abang Panjunan

Diperbarui: 20 Mei 2018   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Abang Panjunan Merupakan Salah Satu Masjid Kuno Peninggalan Zaman Waling Songo/Sumber Foto: nabarentcar.com

Sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa tidak bisa dilepaskan dari Cirebon, sebuah daerah yang terletak di pesisir utara pulau Tersebut.

Tidak heran jika di kawasan yang dulunya bernama Caruban ini berdiri sejumlah masjid kuno yang berumur ratusan tahun. Salah satu masjid kuno yang kini menjadi ikon kota adalah Masjid Abang Panjunan.

Masjid yang terletak di kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk ini diberi nama "Abang"-yang berarti merah dalam Bahasa Indonesia- karena warna bangunannya yang didominasi warna merah.

Para wisatawan yang baru menjejakkan kaki di Cirebon akan mudah mengenali masjid ini dari gaya arsitekturnya yang kuno, sehingga membuat masjid ini tampak lebih mencolok dibandingkan bangunan-bangunan di sekitarnya.

Masjid ini merupakan salah satu masjid tujuan wisata religi. Banyak hal dapat kita peroleh jika mengunjungi masjid yang terletak di pusat Kota Cirebon ini.

Selain menunaikan salat lima waktu dan salat sunnah Tarawih, kita juga bisa belajar mengenai toleransi umat beragama dan keragaman budaya yang melatari kemunculan Islam di Pulau Jawa.

Dinding Masjid yang Dihiasi Keramik-Keramik Cina Menambah Keindahan dan Eksotisnya Interior Bangunan (instagram/faridtamaa)

Masjid di Tengah Kampung Awod

Masjid Abang didirikan tahun 1480 oleh seorang pemimpin imigran Arab asal Baghdad bernama Abdulrahman.

Dia kemudian diberi gelar Pangeran Panjunan setelah diperintahkan oleh otoritas kesultanan Cirebon membangun permukiman di daerah itu. Lidah lokal menyebut daerah Panjunan sebagai kampung "Awod" atau Arab.

Lalu, untuk memenuhi kebutuhan komunitasnya beribadah, Syeikh Abdulrahman al Baghdadi atau Pangeran Panjunan ini mendirikan sebuah musala berukuran 40 meter. Inilah cikal bakal Masjid Abang setelah arealnya diperluas menjadi 150 meter.

Meskipun Pangeran Panjunan merupakan orang Arab asli, dia tidak kaku dalam melakukan kegiatan penyebaran agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline