Lihat ke Halaman Asli

Surpi Aryadharma

Dosen, Peneliti, Penulis Buku, Dharmapracaraka

Vedanta dalam Bentuk Praktis sebagai Kekuatan Agama Masa Depan

Diperbarui: 4 Desember 2020   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Vedanta & Metode Pemahaman Filsafat Hindu, Buku Utama Pembelajaran Filsafat Hindu di Indonesia (Dok. pribadi)

Vedanta, Filsafat dan Darsana

Cendekiawan Hindu Swami Vivekananda menyatakan  Darana atau filsafat jika tidak dalam bentuk praktis hanya akan bergulat bagi pendebatan intelektual dan tidak akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Betatapun sifatnya yang intelektual, filsafat harus dapat dipraktiskan, dalam bentuk praktis sehingga memberikan kontribusi nyata bagi peradaban. 

Sebagaimana halnya filsafat Nyya memberikan langkah-langkah yang memungkinkan menyadari kebenaran dan membersihkan pikiran dari keragu-raguan sehingga keyakinan kita atas kebenaran kokoh dan tak mampu lagi digoyang dengan paham-paham materialisme yang dapat menyesatkan. Nyya mengasah kecerdasan, kemampuan berpikir, menalar berdebat dan berdiskusi. Kemampuan ini sangat penting selain mengokohkan kebenaran, tetapi juga sangat bermanfaat dalam menjaga peradaban dan penyampaian kebenaran kepada orang lain.

dokpri

Dalam Pandangan Filsafat Nyaya-Vaisesika, bahwa saat ini manusia cenderung bertingkah laku bagaikan gunting daripada jarum dengan hasilnya seluruh kecerdasan manusia digunakan untuk memecah masyarakat daripada mempersatukannya, sehingga Filsafat Hindu mengajarkan agar kecerdasan digunakan untuk menyatukan masyarakat dalam paham pluralisme, ada semangat penghargaan atas perbedaan (keragaman), semangat persatuan ditengah perbedaan. Hal ini bukan saja membangun manusia cerdas tetapi manusia yang mampu bekerjasama, menghargai perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah, memiliki semangat persatuan yang sangat tinggi.

Memahami teologi Hindu memerlukan cakrawala pandang yang luas, kecerdasan tajam dan halus. Veda mengandung berbagai jalan yang berbeda. Sebab Veda mengakomodasi perbedaan level kesadaran. Level kesadaran manusia yang berbeda ini dimantapkan dalam berbagai jalan dan cara. 

Hal ini juga ditegaskan dalam Bhagavad Gt IV.11 dan VII.21, yakni jalan manapun yang ditempuh oleh manusia, darimana pun mereka datang, semuanya menuju jalan-Ku dan apapun bentuk keyakinan yang dianut, Aku perlakukan mereka sama dan Aku buat jalan itu menjadi mantap. Inilah alasannya, Hindu merupakan jalan yang universal dan teologi Hindu sebagai teologi Kasih Universal. Hindu membangun sistem keberagamaan yang tampak berbeda tetapi dibingkai secara kokoh oleh Veda.

Perbedaan adalah wajar

Perbedaan cara pandang dan berfilsafat, sampai pada perbedaan ritual mendapat tempat yang luas dalam ajaran Hindu. Perbedaan jalan tersebut juga secara fisik akan menunjukkan obyek pemujaan yang berbeda. Bahkan tradisi dan filsafat yang berbeda. Hal ini kerap tidak dipahami secara baik sehingga dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda, keliru bahkan dianggap sebagai pertentangan. 

Sebagaimana kekeliruan ilmuwan Max Muller dalam menginterpretasikan teologi Hindu yang dipandang sebagai paham politeisme, banyak ilmuwan dan pemikir yang keliru atau bahkan gagal memahami bangunan keilmuan Brahmavidya yang mengalir dalam beberapa  filsafat yang berbeda serta membangun bentuk-bentuk tradisi keagamaan yang berbeda.

Seorang penulis Swami Sivananda menyatakan gambaran indah tentang Hindu Dharma sangat universal, bebas, toleran dan luwes. Orang asing akan terpesona dan heran apabila mendengar tentang cara dan jalan yang berbeda dalam Hindu tetapi perbedaan ini merupakan suatu hiasan dan sangat dihargai. Hindu Dharma menyediakan jalan spiritual bagi evolusi roh, dari roh dengan kesadaran amat rendah hingga roh dengan kesadaran tinggi. 

Hindu Dharma menyediakan hidangan bagi setiap orang untuk dapat tumbuh dan berkembang, sesuai dengan kondisi dan perkembangan masing-masing. Olehnya, idealnya tidak ada pertentangan dalam tubuh Hindu karena semua jalan yang berbeda memiliki tujuan yang sama. Sehingga Hindu Dharma dapat dinyatakan sebagai persahabatan dari keyakinan dan suatu gabungan filsafat yang memberikan hidangan guna perenungan bagi para pemikir dan filsuf yang berbeda di muka bumi ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline