Tumpek Landep dan Upaya Membangun SDM Bali Unggul
Umat Hindu di Bali terkenal dengan banyaknya perayaan dan hari raya. Seolah disibukkan dengan berbagai ritual. Namun apakah ritual itu sekedar perayaan turun temurun ? Ternyata ada rahasia penting dibalik berbagai parayaan itu.
Tumpek Landep diperingati saat Saniscara Kliwon wuku Landep setiap 6 bulan sekali, saat ini dirayakan Sabtu, 18 Juli 2020 (masih dalam suasana pandemik covid-19). Kita akan menyaksikan mobil dan motor akan dicuci bersih dan berjejer di upacarai. Sementara masyarakat yang memiliki benda-benda pusaka akan dikeluarkan untuk diberikan upacara. Apakah ini sekedar klenik semata? Dalam tradisi Bali dikenal sebagai tumpek.
Tumpek sendiri artinya turun, yang maknanya berkembang menjadi peringatan. Landep berarti Tajam atau ketajaman. Adapun ketajaman itu layaknya (disimbolkan) sebagai senjata yang berbentuk lancip/runcing seperti keris, tombak dan pedang.
Ida Pandita Mpu Putra Yoga Parama Daksa yang populer dikenal sebagai Ida Mengwi, mengutip Lontar Sundarigama, menyatakan bahwa pada hari tersebut Tuhan memberikan anugerah kepada umat manusia di dunia. Dalam lontar tersebut disebutkan sebuah nasihat, agar kita selalu dekat dengannya, agar kita selalu ingat dan melakukan persembahyangan pada hari inti tersebut. Isi lontar tersebut menjelaskan, pada saat Tumpek Landep yang dipuja adalah Sang Hyang Siwa/ Sang Hyang Pasupati.
JIka digali lebih dalam (sebagaimana penjelasan dalam video diatas) ternyata perayaan Tumpek Landep tersembunyi "Teknologi Pikiran" yaitu upaya meningkatkan kekuatan pikiran, intelek dan buddhi untuk kemajuan dan kebaikan umat manusia.
Umat Hindu diperngatkan setiap enam bulan sekali, untuk memanfaatkan simbol-simbol budaya dan religi untuk memperkuat ketajaman pikiran (landeping idep), meningkatkan intelektualitas dan kecerdasan yang lebih tinggi, halus berupa daya pembeda, viveka yang terkait dengan Buddhi manusia
Hal ini selaras dengan cita-cita Provinsi Bali untuk membangun SDM Bali unggul, yang terdiri atas keunggulan intelek, keunggulan buddhi, keunggulan karakter dan performa yang tinggi. Pemerintah Provinsi Bali mestinya menggunakan lebih banyak simbol-simbol budaya untuk memperkuat Sumber Daya Manusia Unggul.
Diyakini, secara genetik, orang Bali pewaris genetik unggul. Namun demikian diperlukan upaya-upaya serius untuk meningkatkannya. Walaupun genetik unggul tetapi jika terpapar dengan rokok, miras dan pola hidup yang tidak produktif maupun pikiran negatif, maka manusia yang terbangun tidak seperti yang diharapkan. Tumpek Landep juga sebagai upaya memperkuat sisi unggul manusia seperti disiplin dan kebiasaan baik, komitmen diri, kegigihan dan daya tangguh (Resilien). Dengan demikian SDM Hindu dengan banyakya perayaan justru terbangun menjadi SDM yang unggul di Tanah Air.
Makna dari setiap hari suci harus digali dan difahami. Sebab jika tidak, ritual akan menjadi kegiatan berulang tanpa pemaknaan yang tinggi. Putra Putri Bali justru akan bersemangat dan menyambut setiap perayaan. Sebab menjadi titik poin pembangunan diri kembali menuju kehidupan yang lebih baik.
Mari Kita bersama-sama membangun SDM Hindu Unggul.