Pandemi covid-19 tak kunjung selesai, tetapi tak menjadikan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya untuk tidak melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program pengabdian masyarakat itu dengan tema “Kampung Tangguh”.
Salah satu mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang bernama Suroiyah Nuzulil Ramadhanti peserta KKN dari Fakultas Psikologi melaksanakan KKN Kampung Tangguh di wilayah Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo lebih jelasnya di kampung Bandar Kelurahan Sepanjang RT.03 RW.03.
Menurut Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Sayidah Aulia Ul Haque S.Psi., M.Psi., Psikolog mengatakan bahwa program KKN dilakukan secara mandiri sejak diberitakan mengenai datangnya covid-19 hingga sekarang. Tetapi selama program KKN berlangsung mahasiswa diberi informasi tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker dan tidak berkerumun.
”KKN mandiri bisa dilakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada lingkungan masing - masing. Kegiatan KKN dilaksanakan selama 12 hari. Supaya hasil yang telah dikerjakan selama kegiatan KKN berlangsung dapat memberikan manfaat bagi warga sekitar untuk seterusnya.”
Selama dilakukan pengabdian di lingkungan masing – masing, mahasiswa tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Bukti mahasiswa diwajibkan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Suroiyah Nuzulil Ramadhanti salah satu mahasiswa peserta KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, “sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini yang sedang terjadi baik secara ekonomi dan kesehatan saya akan menggunakan topik kegiatan pemberdayaan ekonomi nantinya bisa untuk memulihkan ekonomi produsen dengan cara membantu dalam membuat dan memanfaatkan tumbuhan keluarga atau biasa disebut rempah – rempah yang akan dijadikan jamu untuk menambah daya tahan tubuh dan teknik penanaman pada bibit rempah – rempah agar warga sekitar bisa membuatnya secara mandiri untuk dikonsumsi. Saya juga membantu memproduksi hasil pembuatan rempah – rempah menjadi jamu hingga bisa dikonsumsi dan dipasarkan pada masyarakat umum.”
Nantinya hasil jamu rempah yang telah jadi akan dipasarkan ke masyarakat umum. Selain itu mahasiswa akan memberikan bagaimana tips dan trik dalam memasarkan produk kemasan secara online maupun offline. Selain memberikan tips dan trik dalam memasarkan, mahasiswa juga memberikan edukasi tentang cara penanaman pada bibit rempah - rempah. Menurutnya, edukasi penanaman pada bibit rempah – rempah juga bermanfaat bagi warga sekitar karena bukan hanya mudah didapatkan tetapi juga bisa ditanam secara mandiri dan dapat menjadikan sebuah minuman sebagai daya tahan tubuh dan sebagai pencampuran pada makanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H