Lihat ke Halaman Asli

Dilema Jabatan Sang Raja

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di kerajaan antah berantah, di dalam suatu sidang kabinet yang rutin membahas permasalahan dan gejolak kerajaan tersebut terjadilah dialog antara Sang Raja dengan Patih yang mengurusi Pendidikan Anak-anak.

Patih : Nyuwun sewu baginda, hamba mau melaporkan Permasalahan Pendidikan Anak-anak di Negeri ini.
Raja : Silahkeun..
Patih : Sebelum saya menyampaikan laporan saya. Perkenankan saya menyampaikan permohonan maaf saya terlebih dahulu.  Dengan ini, saya laporkan Ujian Nasional untuk Pendidikan Anak telah gagal, 11 kadipaten mengalami keterlambatan pengiriman soal sehingga harus mundur dari jadwal yg ditentukan. Menyebabkan potensi kebocoran dan menurunkan integritas sebuah UN. Hal ini baru terjadi sekali dalam sejarah perjalanan kerajaan ini.
Raja : Gagal gimana to? Kamu ini jangan becanda. Wong KLB yang diselenggarakan kemaren berjalan sukses. Telah memilih ketua umum baru, yaitu saya sendiri, tidak ada pertikaian di sana. Adem ayem. Tidak ada lagi matahari kembar. Masak gitu dibilang gagal to? Jangan becanda..
Patih : Ee.. Maaf tuanku. Ini UN. Ujian Nasioanl untuk menentukan tingkat keberhasilan pendidikan anak di kerajaan ini.
Raja : Lho emang saya ikut ngurusin itu??
Patih : Eee...
Raja : Oiya ya. Sebentar sebentar..
Patih : ...
Raja : Bukannya saya punya Patih yang Mengurusi Pendidikan Anak?
Patih : Betul Tuanku. Ya itu sayaa..
Raja : Oooo... Ya kamu uruslah sampe bener.
Patih : Siyap tuanku mohon arahannya.
Raja : Cobalah kamu beresin ini. Jangan sampai masalah sepele semacam ini jadi membebani saya. Saya masih punya kegiatan lain yang lebih penting seperti mengurusi konsolidasi dengan tokoh-tokoh yang bisa mendongkrak perolehan suara partai saya. 15% bukan angka yang kecil. Gak maen-maen ini. Jangan sampai gagal. Dan tolong sampaikan pesan saya ke anak-anak SAYA PRIHATIN dan jangan sampai kejadian semacam ini terulang kembali.
Patih : Siyap Laksanakan Tuanku.

Itu hanya sekelumit cerita di kerajaan antah berantah. Jangan sampai terjadi di negeri kita tercinta ini. Amien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline