Lihat ke Halaman Asli

Surmadi Aby

Book, Coffee, Travelling, Movie Addict

BukBer (Buka Puasa Bersama)di Mesjid jadi ajang silaturahmi

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering



Bulan ramadhan di ibu kota bagi orang perantauan sepertiku rasanya sudah hal biasa jika nyari makanan berbuka (ta’jil) atau sahur yang murah dan gratis. Bagiku tak ada kata malu atau rendah diri, selama itu baik dan memberikan efek positif bagiku itu tak masalah. Mungkin bagi sebagian orang ini terkesan aneh dan lucu. Tapi bagiku,berbuka puasa di mesjid merupakan pengalaman yang sangat seru ,menarik, dan sangat mengasyikan sekali beda ketika dikampungku dulu. Kalo di kota mesjid itu banyak banget makanan, ramenya minta ampun kalo udah mau deket buka puasa. Lain halnya dengan dikampung ku, di setiap mesjid jarang banget disediain makanan berbuka, mungkin karena warganya berkecukupan kale ya….he he he

Jadi buatku jika pulang kerja kesorean dan ga sempet berbuka, aku bisa mampir dulu di setiap mesjid terdekat di kota Jakarta. Sudah menjadi tradisi ku untuk hunting dan menjelajah mesjid di sudut Kota Jakarta, dengan begitu aku jadi tau setiap tradisi dan kebiasaan di setiap mesjid. Bahkan hal seperti itu jadi ajang silaturahmi buatku untuk warga sekitar mesjid. Aku juga bisa ikut membantu menyiapkan makanan berbuka yang diberikan oleh warga sekitar, sambil menunggu berbuka biasanya ada kultum siraman rohani dari pemuka agama atau ustadz setempat. Jika sudah mendekati waktu berbuka pasti korma,kolek dan makanan berbuka lainnya sangat mudah ditemui dan didapatkan, hemmm…bukan hanya itu saja yang membuatku semakin seru pengalaman puasa di Ibu Kota. Di setiap bulan ramadhan, bagi warga Jakarta merupakan ajang berbagi dan bersilaturahmi. Terbukti setiap kumpul seperti ini sangat jarang ditemukan ketika hari-hari biasanya. Tapi buatku ada keharuan yang menyeruak, manakala aku tak bisa berkumpul bersama keluargaku dikampung. Ada keharuan dan kenangan yang tak bisa kulupakan dan memori kenangan itu sangat menempel kental dibenaku, memori bersama ayahanda yang telah dipanggil lebih dulu oleh-Nya. Dan aku hanya bisa berdoa dalam setiap sujudku memohon agar ayahanda diterima amal ibadahnya dan mendapatkan tempat yang terbaek disi-Nya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline