Lihat ke Halaman Asli

Boediono 2008: “Tak Akan seperti Krisis 97-98”

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu isu krusial yang diperdebatkan dalam kasus bank Century adalah sejauhmana negeri ini berada dalam “situasi krisis” di tahun 2008. Wapres Boediono di hadapan mahkamah pengadilan tipikor bukan hanya menyatakan bahwa di tahun 2008 itu Indonesia berada dalam situasi krisis, tapi beliau juga menyebutkan bahwa krisis di tahun itu berpotensi lebih dahsyat ketimbang krisis 1997/8.
Iseng-iseng saya mencari berita media massa di tahun 2008 tentang kasus ini dan menemukan sesuatu yang belum pernah saya baca dan cermati sebelumnya. Ternyata pada 5 Oktober 2008 di Departemen Keuangan pernah ada rapat koordinasi menteri-menteri bidang ekonomi. Saat itu Gubernur BI Boediono menyatakan “krisis keuangan di AS akan memberikan pengaruh kepada Indonesia namun Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi seperti tahun 1997/1998”. Inilah tautan beritanya.

Boediono juga menyebutkan bahwa pengawasan perbankan saat itu lebih baik ketimbang tahun 1997/8. Namun bank Century rupanya luput dari pengawasan ini dan ibarat rumah di suatu perkampungan padat, sudah terlanjur “terbakar” sebelum perilaku buruk preman penghuninya diketahui warga.
Saya bukanlah pengagum Pak Boed, tapi secara pribadi saya merasa Pak Boed adalah orang yang baik, dan punya integritas lah. Mungkin ada kompasiner (terutama fans beliau) yang bisa menjelaskan, maksud pernyataan beliau usai rapat koordinasi menteri pada 5 Oktober 2008 tersebut?

Saya merasa kasus Century ini telah menimbulkan polarisasi yang cukup dahsyat di kalangan kaum terpelajar dan profesional di negeri ini. Semoga saja para elit perkotaan ini tidak melupakan isu lain yang tidak kalah strategisnya yaitu bahwa SBY-Boed terancam mengulangi kegagalan SBY-JK dalam mencapai target persentase penduduk miskin yang mereka tetapkan sendiri dan telah menguras banyak dana APBN serta menambah tumpukan utang luar negeri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline