Apa itu sosial media? Sosial media kita ketahui sebagai salah satu media yang sangat digemari khalayak saat ini. Tidak hanya kaum muda namun anak-anak dan orang tua juga tidak terlepas dari pengaruh media ini. Sosial media merupakan salah satu media massa yang sangat mudah dijangkau dalam artian tiap orang berhak memberikan opini dan menyampaikan informasi melalui personal akun di sosial media.
Sosial media ini dapat diistilahkan sebagai “media massa” yang memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Namun istilah media massa mengacu pada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet dan lain-lain. Media massa, baik cetak maupun elektronik sesungguhnya merupakan alat yang sangat ampuh untuk mempengaruhi atau mengubah opini khalayak.
Bahkan fakta – fakta dapat disampaikan menjadi kabar burung atau hoax ke objek khalayak yang dituju. Dalam ilmu komunikasi, khalayak bisa disebut sebagai penerima atau komunikan ,khalayak dapat juga diidentifikasi sebagai salah satu dari proses komunikasi yang tidak boleh diabaikan karena tidak ada suatu waktu komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Terkait peran khalayak dalam media public, Khalayak yang selama ini menjadi sekadar konsumen media dan terpisah dari proses produksi informasi di internet khalayak memerankan dua posisi sekaligus, yakni sebagai konsumen dan produsen. Khalayak sebagai produsen dapat diartikan khalayak yang menghasilkan informasi baik fakta atau gossip. Sedangkan khalayak sebagai konsumen yakni khalayak hanya sebagai pembaca atau pendengar informasi dari komunitas atau perorangan yang memberikan informasi. Maka dari itu, baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen, khalayak dapat menentukan opini publik karena opini khalayak merupakan opini mayoritas.
Belakangan institusi media juga mulai melirik komputer dan smartphone untuk menghadirkan publikasi media dalam bentuk online. Hal ini menyebabkan adanya peneguhan bahwa komputer yang sudah membentuk khalayak pengguna secara massal semakin mengkristal dengan adanya pembaca media arusutama melalui internet.
Dengan semakin berkembangnya pengalaman langsung dalam menggunakan komputer, fase penciptaan khalayak massal yang diperlukan dan disengaja untuk media baru telah dimulai. Pola perkembangan ini mengikuti film, radio, dan televisi. Pada akhirnya komputer memunculkan istilah media siber (cybermedia) yang tidak sekadar merupakan bentuk baru dari teknologi media, tetapi juga memunculkan apa yang disebut dengan khalayak baru.
Media dianggap dapat atau digunakan sebagai alat memengaruhi kesadaran khalayak. Khalayak selama ini dianggap pasif dan apa pun yang diproduksi media akan diterima oleh khalayak; termasuk apabila konten media digunakan sebagai alat untuk membentuk atau menggiring opini tertentu. Ini bermakna bahwa pada media Baru khalayak tidak sekedar ditempatkan sebagai objek tetapi juga jadi sasaran dari perubahan teknologi media. Kehendak khalayak yang menolak kebebasan mereka dibatasi dalam menyampaikan pendapat melalui media sosial, seperti membuka ruang bagi siapa saja untuk beropini di media sosial.
Kaitan sosial media dengan khalayak ini adalah sosial media dapat menggiring opini khalayak dari suatu fakta menjadi gossip ataupun sebaliknya. Penggiringan ini karena informasi yang tersedia tidak difilter namun terpampang nyata sebagai konsumsi berita padahal belom tentu itu adalah berita yang benar. Saat ini, informasi tidak mengalir langsung dari teks ke dalam pikiran penonton tanpa adanya mediasi, penonton biasanya memediasi informasi yang diterima langsung dari media dengan ide dan pemikiran yang diungkapkan oleh para pemimpin opini, jadi dipengaruhi proses secara langsung. Salah satu penggiringan opini biasanya terjadi dalam penerapan aturan pemerintah melalui proses komunikasi publik. Komunikasi public dimaksudkan untuk mengakomodir kritik dan saran terhadap aturan terbaru namun karena kurangnya filter di sosial media maka sosial media dapat menentukan opini khalayak tanpa ditelurusi faktanya. Sosial media yang sedang digemari khalayak saat ini adalah Instagram, tiktok, twitter yang memiliki influencer atau artis di platform masing – masing sosial media.
Era sosial media ini memiliki banyak pengaruh yang baik maupun buruk dalam sosiologi komunikasi khususnya opini khalayak. Pengaruh baiknya adalah jika terjadi suatu peristiwa yang membutuhkan dukungan atau perhatian media massa secara serius maka informasi tersebut dengan cepat tersampaikan. Sedangkan, pengaruh buruknya melalui penyampaian informasi melalui sosial media kepada khalayak menyebabkan informasi yang disampaikan tidak dapat dipilah mana informasi yang benar mana yang tidak. Oleh karena itu sosial media dapat menggiring opini khalayak terhadap isu – isu penting baik dalam dunia pemerintahan, politik atau kehidupan bermasyarakat sehingga kita sebagai unsur – unsur dari khalayak harus pandai melalukan observasi atau mengkaji informasi sebelum diutarakan kepada orang lain ataupun di unggah dalam sosial media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H