Lihat ke Halaman Asli

Santi Harahap

Berjuang menegakkan kebenaran walaupun dengan Do'a

Calon Legislatif Tak PD Umbar Janji dan Intimidasi Rakyat

Diperbarui: 4 Maret 2019   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Dunia politik penuh dengan intrik.... Cubit sana cubit sini itu sudah lumrah... Seperti orang pacaran Kalau nggak nyubit nggak asyik" Rasanya lagu dari Iwan Fals ini pas menggambarkan kondisi perpolitikan saat ini. Layaknya orang pacaran CALON legislatif (Caleg)  akan menggunakan seluruh daya upaya dalam merayu rakyat apalagi yang lugu dengan politik.

Rayuan maut sang caleg banyak ragam dan jenisnya sampai dari yang kelas coro sampai yang kelas kakap. Pacaran masih nyubit seeh boleh saja tapi kalau sudah main bisa merugikan terutama si rakyat lugu.

Caleg yang berjanji pada calon pemilih bukanlah hal yang perlu dipersoalkan, justru dalam demokrasi kuantitatif yang berbasis one man one vote para caleg harus berjanji kepada calon pemilihnya. Ibarat pemuda yang memperebutkan cinta seorang gadis, tentu sebisa mungkin dibujuk-rayunya dengan janji.  Janji kebahagiaan lahir berupa terpenuhinya sandang, papan, dan pangan; dan kebahagiaan batin berupa kesiapan si abang menjadi pelindung, pendamping, serta pembimbing yang setia. Untuk meneguhkan janjinya tak jarang si abang bersumpah segala.

Seperti yang dilakukan Caleg Saifullah/Dek GAM Dapil III ( Kec. Jaya dan Kec. Indra Jaya ) pada Pemilu 2019 di wilayah Kec. Jaya Kab. Aceh Jaya. Dan Gambar Caleg DPRA Dapil 10 No urut 2 a.n Ir. H. Azhar Abdurahman dan juga terdapat foto Eks. GAM pada saat konflik Aceh. Disertai dengan pemasangan foto eks GAM dan bendera GAM. Rayuan seeh boleh tapi apakah harus membawa kembali ACEH ke Konflik lagi seperti dulu kala. Mengapa harus membawa Bendera GAM yang jelas melanggar aturan PEMILU? Rasanya kedua Caleg nampak tidak Percaya Diri sehingga membawa atribut lain. Cubitlah hati rakyat dengan cara yang "Manis", menjadi Caleg terbaik dengan cara terhormat itu penting. Jangan menggunakan Intimidasi untuk mencari simpati.

Calon pemilih yang mandiri dan berwawasan tidak akan bertanya "apa", tetapi ia akan bertanya "bagaimana". Pertanyaan kualitas "apa" hanya akan memancing abang caleg untuk cang panah, cakologi, dan cet langet.

Secara peran, kedudukan, kewenangan dan fungsi, lembaga legislatif berbeda dengan eksekutif; eksekutif "memberi ikan", tetapi legislatif hanya "memberi kail atau jala" untuk menangkap ikan. Karena itu perasaan harus disetel betul ketika mendengar janji caleg. Banyak calon pemilih yang berasumsi bahwa anggota legislatif bisa mewujudkan langsung apa yang menjadi aspirasi mereka, kesalahan asumsi ini berujung pada kesalahpahaman pada semua yang dilakukan anggota legislatif.

Umbar janji setinggi langit menjadi hal biasa yang bagi caleg tapi belum tentu ia sanggup menempati. Jangan sampe rayuan tinggi sudah dikasih hati rakyat eh caleg kabur untuk kepentingannya sendiri. Semoga hal tersebut tidak terjadi di Di Nanggore Aceh Darussalam ini. Aamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline