Lihat ke Halaman Asli

Suratman Al Farisy

Trainer dan Konten Kreator

Kenapa Anak Berbohong? Ini Jawaban dan Solusi dari Al-Qur'an

Diperbarui: 17 September 2024   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bing Image Creator

Bagi saya, mendapati anak berbohong itu lebih menyakitkan daripada anak melakukan kesalahan lainnya. Anda juga?

Suatu ketika, anak saya dengan polosnya mengatakan hal yang tidak benar hanya untuk menghindari teguran. Di satu sisi, saya merasa marah dan kecewa. Tapi kemudian saya berpikir, apa yang salah? Kenapa ia merasa harus berbohong? Apakah saya terlalu keras dalam mendidiknya, sehingga ia merasa takut berkata jujur? atau ada hal lain.

Mungkin banyak orang tua mengalami hal yang sama. Rasa kecewa sering kali membuat kita langsung menghukum, tanpa mencari tahu penyebab sebenarnya. Sebelum kita menyalahkan anak, ada baiknya kita melihat ke dalam diri kita sendiri. Kenapa anak berbohong? Bagaimana cara kita mengubahnya agar mereka berani mengatakan yang sebenarnya.

Fenomena Anak Berbohong

Menurut survei dari Developmental Psychology Journal, sekitar 96% anak usia 4 tahun pernah berbohong. Ini angka yang cukup mengejutkan, bukan? Saya juga sempat merasa khawatir apakah kebiasaan ini akan terbawa hingga mereka dewasa. Tapi pertanyaan mendasarnya adalah kenapa mereka berbohong.

Anak-anak sering kali berbohong karena takut dihukum atau ingin menghindari konflik. Seperti yang dialami oleh anak saya, ia berbohong karena takut saya akan marah. Saat itu, saya sadar bahwa solusi terbaik bukanlah memberi hukuman, melainkan melakukan pendekatan, memahami perasaannya, baru kemudian memberikan pemahaman yang benar. Dan, menariknya, hal ini sudah diajarkan oleh Rasulullah lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Dampak Buruk dari Kebiasaan Berbohong

Ketika anak mulai terbiasa berbohong, dampaknya bisa sangat berbahaya dan tidak hanya memengaruhi hubungan antara orang tua dan anak, tetapi juga perkembangan mental dan emosional anak. Dr. Laura Markham, dalam bukunya "Peaceful Parent, Happy Kids", menyebutkan bahwa kebiasaan berbohong pada anak sering kali berasal dari rasa takut akan konsekuensi atau reaksi keras dari orang tua. Ketakutan ini, jika terus berlanjut, bisa menyebabkan kerusakan yang mendalam dalam perkembangan psikologis anak.

1 Merusak Rasa Percaya Diri
Anak yang sering berbohong karena takut dihukum atau dimarahi akan merasa bahwa kebenaran tidak aman untuk diungkapkan. Akibatnya, mereka akan mulai meragukan diri mereka sendiri, merasa tidak mampu menghadapi kenyataan, dan lebih memilih jalan pintas dengan berbohong. Ketika rasa percaya diri ini hancur, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang selalu meragukan diri sendiri dan sulit untuk jujur di kemudian hari.

2 Membangun Dinding Pemisah dalam Hubungan Orang Tua dan Anak
Kebohongan yang terus menerus juga akan membangun dinding yang memisahkan orang tua dan anak. Anak yang merasa tidak aman untuk berkata jujur akan menjauh secara emosional. Akibatnya, hubungan orang tua dan anak yang seharusnya menjadi tempat perlindungan penuh kepercayaan, malah menjadi hubungan yang kaku dan penuh ketidakjujuran. Hal ini bisa mempengaruhi komunikasi jangka panjang dan membuat anak merasa terisolasi secara emosional dari keluarganya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline