Teman-temanku Ahli Gizi Indonesia dimanapun kalian berada semangatlah, meskipun saat ini raga kalian lelah. Mungkin kami tidak bisa berada di garda depan seperti teman teman gizi yang sedang merawat pasien covid-19, tetapi doa kami dan semanngat dari kami tetap bersama kalian.
Aku bisa melihat pada akhirnya dari banyaknya Ahli Gizi yang berbeda-beda baik dari tingkat pendidikan, sekolah, ataupun pekerjaan semuanya bersatu dengan satu tujuan yang sama, yaitu melawan penyebaran covid-19.
Ada yang langsung turun di garis depan, ada yang memberikan edukasi gizi ke masyarakat , ada yang lagi membuat tulisan tentang gizi, atau yang hanya bisa mendoakan, tetapi saat ini semuanya sama-sama saling menguatkan.
Profesi Gizi, ya Profesi kita ini memang unik, karena terkadang orang yang hanya melihat sekilas mata saja, tidak akan bisa memahami dalamnya gizi itu seperti apa.
Bahkan kita pun mungkin pada saat-saat awal masuk gizi akan galau, mengira salah masuk jurusan, sering terbersit dipikiran, "kita sekolah di jurusan gizi atau masak sih?", tak jarang orang yang tidak diberi rasa di profesi ini akan gugur satu-persatu dalam perjalanan saat kuliah. Pertanyaannya bila profesi ini hanya sebelah mata, ko banyak ya sekarang yang ingin menjadi Ahli Gizi?
Mungkin jawabannya inilah cara profesi ini untuk melihat siapa yang sungguh-sungguh , bertahan hingga akhir pada profesi ini.
Bahkan dalam menghadapi pandemi covid-19, sebagian masyarakat yang pada awalnya belum terlalu tahu tentang gizi akhirnya mulai mengenal bahwa ilmu gizi itu tidak hanya sekedar masak saja.
Tidak sekedar mencicipi makanannya saja tetapi lebih jauh dari itu ilmu gizi itu luas sampai dengan bagaimana peran zat gizi dalam meningkatkan daya tahan tubuh mereka agar terhindar dari covid-19, bahkan ada juga lho sekarang yang ingin disebut "Ahli Gizi" juga.
Jadi bagimu Ahli Gizi atau adik-adikku mahasiswa jurusan gizi yang saat ini masih ada di persimpangan jalan dan belum bangga pada profesimu sendiri, kiranya masih belum terlambat untuk mengatakan bahwa "I am Proud To Be Ahli Gizi Indonesia".
Dulu kita seperti memiliki jalan masing-masing, memiliki ego sendiri-sendiri tetapi dengan adanya pandemi ini akhirnya kita saling bahu-membahu memberikan dukungan dalam naungan organisasi PERSAGI.
Jadi temanku, tidak ada salahnya jika kamu sekarang berada di zona nyaman, tetapi ingatlah dengan adanya pandemi ini kita semakin tersadar bahwa dunia memerlukan kita ahli gizi yang selalu memperbaharui keilmuannya, yang selalu terus belajar, yang selalu terus berkarya, karena penyakit terkait gizi tidak selalu seperti dulu.