Lihat ke Halaman Asli

Memori

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap orang memiliki memori di otak mereka masing-masing. Memori ini sangat berguna untuk menyimpan suatu informasi yang mereka dapatkan. Nah, memori dalam otak manusia dibagi menjadi 2, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang.

Pada masa anak-anak pertengahan hingga akhir, memori jangka pendeknya mengalami perkembangan dengan baik. Namun, memori jangka panjang mengalami keterbatasan-keterbatasan dalam mengolah informasi yang diterima. Mengapa demikian? Hal ini tergantung pada aktivitas apa saja yang dilakukan oleh anak ketika mempelajari dan mengingat suatu informasi yang telah mereka dapatkan.

Namun meskipun demikian, masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh anak untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Bagaimana cara yang bisa dilakukan? Menurut Matlin (1994), ada empat macam strategi memori yang penting, yaitu: rehearsal, organization, imagery, dan retrieval.

Rehearsal (pengulangan) merupakan strategi yang digunakan dengan cara mengulang-ulang informasi yang telah ia dapatkan. Misalnya, seseorang akan bisa menghapal surat al-fatihah manakala ia mengulang-ulang setiap hari. Karena memang di dalam islam terdapat sholat lima waktu yang mana setiap rakaatnya harus membaca surat al-fatihah.

Organization (organisasi) merupakan strategi yang digunakan dengan menggunakan pengelompokan dan pengkategorian. Misalnya, seorang anak akan mudah mengingat nama-nama teman sekelasnya ketika ia telah hafal susunan tempat duduk mereka di kelas. Biasanya anak-anak menemukan strategi seperti ini secara kebetulan.

Imagery (perbandingan) adalah tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang. Menurutnya, anak akan mudah mengingat di memori jangka panjang ketika ia diberi informasi dengan memberikan perbandingan di antara beberapa informasi tersebut.

Retrieval (pemunculan kembali) adalah proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan (Chaplin, 2002). Misalnya, pada hari rabu di kelas 1 SDN 1 Cluring, seorang guru memberikan materi matematika tentang penjumlahan. Kemudian pada hari kamis diberi materi tentang perkalian. Maka sebelum member materi baru, seorang guru harus menanyakan kembali materi yang diajarkan kemarin yaitu tentang penjumlahan. Strategi ini bisa meningkatkan memori jangka panjang anak.

Beberapa strategi di atas dapat diterapkan oleh guru, orang tua atau siapapun dalam membantu anak untuk meningkatkan memori jangka panjang anak-anak mereka. Agar supaya nantinya anak dapat mengingat informasi tersebut lebih lama, terutama materi-materi yang diajarkan di sekolah yang dapat membantu mereka dalam berbagai hal.

Selain beberapa strategi di atas, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat-sifat anak dan pengetahuan yang mereka peroleh.

Sumber Rujukan:

Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline