Lihat ke Halaman Asli

Mangrove for The Better Life

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Permasalahan globalisasi terkait dengan abrasi di Semarang semakin membuat resah masyarakat pesisir. Abrasi membuat sistem perekonomian masyarakat pesisir, khususnya daerah Kelurahan Mangungharjo Mangkang Wetan Kecamatan Tugu Kota Semarang melemah. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian sebagai petani tambak, namun akibat banjir tambak-tamabak meraka hilang tersapu gelombang. Banjir terparah akibat abrasi pesisir pantai Kota Semarang terjadi pada 09 November 2010, banjir besar tersebut tidak hanya melanda Mangkang akan tetapi juga Kabubaten Kendal. tidak hanya minimbulkan kerugian materi, namun banjir tersebut juga memakan korban jiwa.

Puluhan hektar tambak masyarakat pesisir Kota Semarang telah tenggelam oleh air laut dan perkampungannya terancam oleh abrasi, maka kami mahasiswa/I Unika Soegijaparanata Semarang menemukan satu hal lagi yang sangat memprihatinkan di daerah Mangkang. Ribuan bibit mangrove yang telah ditanam oleh berbagai elemen masyarakat di sana, sebagian besar tidak dapat berkembang karena terkena gelombang air laut dan dimakan oleh kambing-kambing liar.

Dari 22 kilometer panjang pantai Kota Semarang, 350 hektare area yang dapat ditanami mangrove. Akan tetapi baru 10 persen yang baru ditanami oleh mangrove. Oleh karena itu, kami mahasiswa/i Unika Soegijapranata berinisiatif untuk menanam mangrove guna meredam gelombang abrasi yang semakin parah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline