Lihat ke Halaman Asli

5 Cara Bibit Waluyo Tumbuhkan Optimisme Petani Klaten

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13676315681335919883

SEJAK Mei tahun 2012 lalu, ribuan petani di lima kecamatan di Klaten gagal panen. Padi mereka terserang tikus. Sudah coba ditanam kembali, namun tikus kembali menyerang. Akibatnya, petani merugi jutaan rupiah karena gagal pada tiga kali masa tanam. Mereka bahkan dihantui trauma. Mendengan hal ini, Gubernur Jawa Tengan Bibit Waluyo segera ke Sidawayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Sabtu (26/4) kemarin. Di area sawah, Gubernur mengajak petani berdiskusi untuk mencari solusi. Ia hadir untuk membangkitkan kembali optimisme warga yang surut karena gagal panen. “Saya ke sini untuk mencari solusi dengan Panjenengan semua. Kasihan kalau petani sampai begini. Rasa-rasanya kok cuma Klaten. Apa salah kita?” tanya Bibit Waluyo mengawali diskusi. “Bagaimana baiknya?” tanya Bibit kepada seratusan warga yang hadir. Camat Polanharjo Agus Salim menjelaskan, serangan tikus awalnya ada di daerah selatan. Petani coba mengatasi dengan mengadakan gropyokan, tapi gagal. Tikus bahkan mengganas dan menyerang padi di lima kecamatan, yakni Polanharjo, Juwiring. Upaya lain dilakukan warga bersama pemerintah desa, yakni dengan melindungi predator tikus. “Kami sudah buat Perdes, dilarang menembak predator tikus, yaitu burung hantu, ular, dan musang. Warga yang melanggar, didenda Rp5 juta,” lanjut camat. Sayangnya, dua kebijakan ini belum juga membuahkan hasil. Oleh karena itu, bersama Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, Gubernur menggelar diskusi. Gubernur dan warga menyepakati empat hal. Pertama, untuk mengatasi seraqngan tikus, akan dilakukan penanaman serempak. Warga di lima kecamatan agar mengolah sawah bersama dan melakukan penanaman bersama. Gubernur siap memfasilitasi peralatan. Bahkan jika diperlukan, ia akan datangkan alat-alat pertanian dari seluruh Jawa Tengah untuk membantu warga Klaten. Kedua, setelah dilakukan penanaman serempak, warga harus kompak melakukan gropyokan serempak. “SUpaya tikusnya tidak cuma pindah. Gropyok watan malyu kulon, gropyok kidul mlayu lor. Jadi warga harus kompak,” seru gubernur. Ketiga, pemerintah Porvinsi melalui Dinas Pertanian dan Bakorluh akan melakukan pendampingan. Suplai bibit dan pupuk akan dijamin. Adapaun biaya pendampingan akan dihitung secara akurat oleh masing-masing kepala desa,camat, bersama Dinas Pertanian Kabupaten, dan Dinas Pertanian Provinsi. Keempat, Pemerintah Provinsi akan memberikan 22 pasang burung hantu (Tyto Alba) sebagai predator alami tikus. Dua pasang dari Bakorluh dan 20 ekor lainnya dari Dinas Pertanian. Warga yang ditunjuk akan mendapatkan pelatihan memelihara burung hantu. Kelima, untuk mengatasi trauma, akan digelar upacara desa yang melibatkan warga 5 kecamatan. Pendekatan kultural ini digunakan untuk membangun optimisme warga sekaligus sarana doa bersama kepada Allah SWT agar hasil panen  kembali meningkat. Untuk menggelar acara ini Pemerintah Provinsi akan memberikan dana penyelenggaraan sebesar Rp75 juta. “Yang jelas, sedulurku semua, kita tidak boleh menyerah. Ayo gumregah, supaya bisa sukses panen seperti tahun 2011 lalu. Jangan mau kalah dengan tikus,” kata Gubernur. Rah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline