Lihat ke Halaman Asli

Menyuarakan Nurani

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12997401171725675725

“Kebenaran itu utuh, tapi pikiran manusia cenderung terbagi-bagi dan terpisah-pisah. Kebenaran senantiasa luhur, tapi pikiran manusia acap kali licik dan picik. Kebenaran selalu selaras, tapi pikiran manusia terus-menerus bertengkar dan mempertentangkan”

Ketika pikiran licik berkuasa, tentunya kemudian segala cara di gunakan untuk menggapai keinginan. Dan pada saat itu hawa nafsu angkara murka sudah berkuasa, dan satu yang dapat meredam semua itu adalah nurani. Namun apa jadinya ketika nurani itu sendiri sudah terbaikan ?, jawabannya adalah sudah tentu Nafsu angkara murka berkuasa. Dari jalannya sebuah proses peradilan dalam pengadilan suatu negeri maka kita dapat melihat apakah suatu bangsa masih memiliki nurani atau sudah di kuasai oleh nafsu angkara murka, kita tidak bisa lagi menutup mata dan mengabaikan kenyataan bahwa system peradilan di negeri ini sudah korup dan di kuasai oleh mereka-mereka yang tidak memiliki nurani lagi.

Jangan biarkan negeri ini di kuasai oleh nafsu angkara murka, kesemena-menaan keputusan petinggi peradilan bisa terjadi kepada siapa saja yang tidak memiliki uang cukup untuk membeli sebuah keputusan. Uang adalah sebuah energy maha dasyat untuk membangun kehidupan, namun apa jadinya ketika energy maha dasyat itu di gunakan untuk menghalalkan segala cara agar menjerat seseorang untuk masuk ke dalam bui dengan tuduhan-tudahan yang sama sekali belum terbukti. Tanpa adanya visum seorang tokoh bisa menjalani peradilan atas tuduhan melakukan pelcehan seksual, tanpa danya saksi yang dapat menyatakan langsung bahwa telah terjadi pelecehan seksual seorang tokoh harus menjalani peradilan setelah sebelumnya di adili oleh media dengan cara yang brutal. Dan saat ini tanpa alasan yang masuk akal seorang tokoh harus di masukan ke dalam buih, ada apa dengan semua ini ?.

Tidak !, mungkin engkau bisa membungkam nurani mu sendiri, tetapi aku tidak akan membungkam nurani ku sendiri .

Saatnya menyuarakan nurani!

Bebaskan ANAND KRISHNA dan biarkan beliau menjalani proses peradilannya dengan seadil-adilnya, cukup sudah lelucon ini.

= = = =

Di Publikasikan di :

http://www.surahman.com/

http://www.oneearthmedia.net/ind

http://www.facebook.com/su.rahman.full

http://www.kompasiana.com/surahman




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline