BANJIR bandang menghantam pemukiman masyarakat di dua kabupaten sekaligus, Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 2 April 2021. Di Bima, puluhan rumah di beberapa desa dihantam banjir bandang yang disinyalir luapan air dari Bendungan PelaParado.
Selain itu, sekian hektar persawahan, ladang warga ikut direndam banjir bandang. Fasilitas seperti kantor pemerintahan, desa, camat, pasar, bahkan jembatan penghubung desa putus karena dihantam banjir. Kerugian material diperkirakan mencapai angka miliaran rupiah.
Dokpri. Bersama TNI Dokpri Dokpri
Gelisah. Mereka membutuhkan asupan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. Dan yang paling mendasar adalah nasi dan air bersih. Pasalnya, sejak banjir datang, semua isi rumah warga tergenang air.
Lumpur telah mengotori sumur dan sumber air bagi warga sekitar. Sehingga sangat dibutuhkan gerakan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan dasar ini.
Pemerintah bergerak cepat. Mulai dari Gubernur hingga Bupati Bima sejak mengetahui informasi banjir, langsung turun di beberapa desa untuk membantu warganya.
Bahkan di salah satu media online, Gubernur tidak mengenakan alas kaki demi bersalaman dan menyalurkan bantuan. Dengan kewenangannya, gubernur memaksimalkan upaya untuk tanggap darurat bencana.
Dokpri Dokpri Dokpri
Tapi, kehadiran pemerintah di tengah warganya yang terkena musibah adalah suatu keharusan. Patut di syukuri walaupun itu memang kewajibannya. Minimal mereka tidak berleha-leha dengan AC di kantornya.
Lalu menyaksikan korban banjir di layar kaca dan handphonenya. Kehadiran pejabat, selain melihat dampak banjir dari dekat, juga bisa menjadi referensi untuk merumuskan paket kebijakan di pemerintahan demi membantu korban banjir bandang. Dokpri. Bung Fudin Dokpri Dokpri
Publik dari pulau seberang, bahkan warga +62 di seluruh tanah air ikut bersimpati atas korban banjir yang ada di wilayah ujung pulau Sumbawa ini.