SAAT ini gunung di kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat suka tidak suka semua pihak mungkin sependapat, bahwa hampir semua beralih alih fungsi menjadi ladang jagung. Di digunduli demi beberapa lembar rupiah yang sabang hari akan mudah habis.
Komoditas jagung telah mendorong sejumlah masyarakat untuk membabat hutan di gunung. Sehingga dampaknya terjadi penggundulan yang mengakibatkan banjir. Tidak tanggung-tanggung dampak banjir ini berdampak pada kerusakan materi, sosial bahkan efek ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.
Jika banjir menerjang perkampungan seperti yang terjadi di Desa Bara satu minggu yang lalu bisa mengakibatkan beberapa rumah hancur, beberapa peralatan rumah tangga hanyut terbawa air. Masyarakat selain fokus menyelamatkan hartanya, juga memikirkan kembali kehidupannya sebagaimana sedia kala. Jika harta hancur, hilang, tentu efek ekonominya tidak lah sedikit.
Kini, nasi sudah menjadi bubur. Semua sudah terjadi dan mungkin tidak elok menyalakan pihak tertentu. Karena mungkin saja kita menjadi bagian dari kehancuran ini.
Mungkin sebagai pejabat mestinya sedari awal memberikan peringatan dini kepada masyarakat akan dampak dari penggundulan hutan di gunung. Mungkin kita sebagai masyarakat yang harusnya menyadari bahwa dengan menebang pohon akan memberikan efek buruk terhadap lingkungan sekitar. Atau jangan-jangan kita yang merasa sebagai aktivis tidak melakukan langkah-langkah advokasi dan persuasif kepada masyarakat kaitan dengan penggundulan hutan.
Atau dan atau jangan-jangan kita telah bersikap apatis terhadap lingkungan sosial kita. Kita terlalu fokus pada kehidupan kita sendiri dan memandang sebelah mata urusan lingkungan. Mungkin kita terlalu berpikir untung rugi. Berpikir seperti pedagang. Jika menguntungkan kita peduli dan jika tidak, kita akan bersikap pragmatis.
Sekali lagi, semuanya sudah terjadi dan saatnya kita saling merangkul untuk sama-sama memperbaiki keadaan. Sekecil apa pun yang kita lakukan mungkin bisa menyelamatkan alam kita. Gunung kita dan kampung kita. Lebih-lebih generasi kita di masa mendatang.
Seperti hari ini, Sabtu, 16 Januari 2021 pukul 08.30 Wita Organisasi Siswa Intra Sekolah dan Pramuka Sekolah Menengah Kejuruan Bangun Negeri (SMK BN) turut serta dalam kebersihan dan tanam pohon di jalan kembar Lintas Lakey, Desa Hu'u, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu-NTB.
Kegiatan ini melibatkan banyak unsur dan lembaga, mulai dari siswa sampai instansi terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu, Organisasi Radio Amatir Indonesia Dompu, Palang Merah Indonesia Cabang Dompu, Dinas Kominfo, Dinas Lingkungan Hidup, anggota koramil, kepolisian, pemerintah desa setempat serta lembaga-lembaga lain di lingkup kabupaten Dompu-NTB.
Jalan kembar yang selama ini di penuhi semak belukar dan dinilai merusak pemandangan, kemudian di bersihkan secara gotong royong. Pihak SMK BN yang tidak jauh dari lokasi ikut mengambil bagian dengan melibatkan siswanya yang tergabung di Osis dan Pramuka.
Mereka ikut mencabut, mengangkat sampah bahkan menanam pohon sepanjang jalan kembar. Ini juga merupakan bagian dari program kedua ekskul yang di andalkan di SMK BN ini.
Kepala SMK BN, Irfan Sofian, S. Pd menuturkan bahwa dalam kegiatan gotong royong ini sengaja melibatkan Osis dan Pramuka. Menurutnya, ini perlu dilakukan dan dilibatkan agar siswa paham mengenai kepedulian dan tidak hanya sekedar melihat penggundulan hutan.
"Supaya mereka juga tahu bagaimana cara mencintai alam ini minimal dengan menanam pohon atau penghijauan" Ujarnya
Langkah yang ditempuh SMK BN dan beberapa instansi lain ini merupakan upaya, selain mengedukasi siswa juga memberikan pemahaman secara tidak langsung kepada masyarakat, bahwa dengan membersihkan dan menanam pohon merupakan salah satu cara menjaga alam.