MELIHAT di lini masa dunia sosial, teman-teman guru yang mengabdi di berbagai tingkatan sekolah ramai dengan postingan memperingati gelar budaya NTB gemilang 2020. Mereka mengenakan berbagai pakaian adat. Mereka seolah ingin mengatakan kepada publik berapa heterogennya rumah yang bernama Indonesia ini.
Sekolah tempat saya mengajar pun juga tidak ketinggalan untuk memeriahkan acara tersebut. Kendati dilaksanakan di sekolah masing-masing, tapi media sosial mengambil peran penting menyemarakkan kegiatan yang diperingati seluruh sekolah di Nusa Tenggara Barat ini. Di sekolah, saya melihat sebagian besar guru dan pegawai mengenakan berbagai baju adat.
Kendati berada di pulau seribu mesjid dengan Suku Sasak yang kental, namun demikian ada pula beberapa guru yang mengenakan pakaian adat dari daerah asalnya.
Seperti teman saya yang berasal dari Jawa Timur. Terlihat dia mengenakan pakaian adat madura dengan baju luar yang tidak terkancing dengan memperlihatkan baju dalam yang bergaris-garis. Bahkan ada pula ibu guru yang berpenampilan layaknya orang India dengan kerudung di kepalanya.
Sayang, saya salah satu guru yang tidak mengenakan baju adat. Bukan saya tidak suka adat. Apa lagi membencinya. Tapi karena memang saya tidak memilikinya. Dan agar terlihat menyamai yang lain, saya mengenakan batik yang diberikan sekolah.
Bahkan yang menarik, beberapa guru sibuk mendokumentasikan momen tersebut. Ada yang selfie. Tidak sedikit pula yang melakukan sesi foto bersama. Di beberapa tempat seperti air mancung, taman, lapangan sekolah menjadi tempat favorit guru-guru melakukan sesi foto bersama. Bahkan saya menjadi fotografer dadakan untuk melakukan jepretan beberapa guru yang meminta untuk mendokumentasikan momen tersebut.
Tidak hanya guru, puluhan siswa pun juga mengenakan pakaian adat di sekolah hari ini, Senin, 23 November 2020. Sekolah terlihat menjadi warna warni dengan beragam penampilan warga sekolah.
Terlihat siswa juga tidak ketinggalan melakukan sesi foto bersama teman-teman kelasnya. Bunga-bunga yang mekar yang berada di depan ruang kelas menjadi tempat favorit bagi siswa untuk melakukan sesi foto bersama dengan temannya.
Saya hanya mengamati sambil mendokumentasikan setiap inci momen yang ada. Dengan harapan bisa menjadi kenangan di masa mendatang. Mungkin juga tidak sekedar kenangan, tapi lebih dari itu.
Bahwa SMAN 6 Mataram menunjukkan kepada khalayak ramai, bahwa sekolah kebanggaan masyarakat Selagalas Kota Mataram ini bisa saja ada dilingkungan masyarakat Sasak, tapi kecintaan terhadap ke-Indonesia-an tetaplah dijunjung tinggi.