SEKITAR dua tahun belakang ini, beberapa petani di kecamatan Hu'u mulai melirik untuk menanam tembakau. Hal ini jarang ditemui sepuluh tahun terakhir. Biasanya warga hanya menanam padi di musim hujan, kemudian dilanjutkan dengan menanam kedelai atau kacang tanah.
Entah apa gerangan para petani melirik tanaman tembakau. Jika di bulan-bulan ini kita bisa menyaksikan beberapa lahan warga di beberapa desa di kecamatan Hu'u di penuhi dengan dedaunan tembakau yang hijau. Memang jumlahnya belumlah signifikan, tapi ini merupakan upaya masyarakat untuk mengisi lahannya dengan menanam tembakau di musim kemarau.
Bahkan untuk perhari ini, di Desa Adu, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat sudah melakukan proses memanen tembakau. Bahkan panen pertama ini, dilakukan oleh kepala desa setempat di lahan pertaniannya.
Burhanuddin, H. Ahmad kepala desa Adu, tidak sendiri. Puluhan warganya pun ikut menanam tembakau di lahannya masing-masing. Bahkan Burhan begitu beliau di sapa, mensuport dan mendukung masyarakatnya untuk menanam tembakau. Dukungan ini disertai dengan program desa tentang gali sumur bor, sebagai langkah serius untuk persediaan air untuk lahan pertanian.
Burhan menuturkan bahwa, keberadaan sumur bor tersebut demi untuk melancarkan serta mensukseskan pertanian tembakau di desanya. Sebab menurutnya, pemerintah desa tidak hanya menelurkan program, tetapi juga harus mampu, mengontrol dan bahkan menjadi bagian dari pelaksanaan program yang sudah dicanangkan tersebut.
Program sumur bor dari pemerintahan desa dimaksudkan, untuk persediaan air yang cukup untuk lahan pertanian. Karena lahan pertanian warga yang mayoritas tadah hujan, maka sangat diperlukan persediaan air untuk mengairi tanaman warga yang menanam tembakau.
Sebagai desa yang mayoritas masyarakatnya menjadi petani garapan. Pemerintah desa Adu juga memfokuskan untuk pemberdayaan masyarakatnya dalam pengelolaan pertanian. Terlebih untuk saat ini adalah sebagian masyarakat desa Adu yang memilih untuk menanam tembakau. Jika hasil dari pertanian tembakau ini menjanjikan bagi masyarakat, bukan tidak mungkin, ini menjadi salah satu fokus tanaman yang akan mendapat prioritas masyarakat desa Adu ke depannya.
Minggu, 26 Juli 2020, lahan pertanian milik kepala desa Adu terlihat beberapa ibu-ibu sibuk melakukan pemotongan daun tembakau dengan bantuan mesin, dan kemudian mengeringkannya di bawah terik matahari. Beberapa anak-anak juga tidak ketinggalan untuk mengambil bagian dalam proses pengeringan ini.
Di lahan sekitar, daun-daun tembakau terlihat menghijau dengan memenuhi beberapa petak sawah. Dengan daunnya yang lebar dan warnanya yang menghijau nan mencolok, juga sangat bagus untuk swa foto kala temaram senja di sore hari.
Tentu harapannya, proses panen tembakau yang sudah di mulai oleh kepala Desa Adu ini, semoga menjadi awal yang baik untuk perbaikan dan peningkatkan penghasilan, tidak hanya masyarakat desa Adu saja, tetapi juga petani di desa lain di kecamatan Hu'u yang menggantungkan hidupnya dalam dunia pertanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H