MEMANG tak ada pemimpin yang sempurna, apa lagi memaksakan menjadi pribadi yang sempurna. Tapi paling tidak, pemimpin yang dibutuhkan oleh banyak orang ialah, mereka yang memiliki standar yang bisa dianggap pantas untuk menjadi panutan bagi banyak orang.
Demokrasi tidak hanya sebuah sistem, tapi diharapkan melahirkan pemimpin yang juga memahami, menyelami dan mempraktikkan tentang nilai-nilai demokratis. Standar-standar seperti, keterbukaan, persuasif, pendengar, retoris, merangkul dan menjadi sahabat bagi semua kalangan, merupakan ciri-ciri pemimpin yang dirindukan oleh banyak orang.
Mungkin tidak berlebihan kalau saya berpendapat bahwa Iskandar, S.Pd atau lebih familiar dipanggil Pasdompu merupakan sedikit dari pemimpin yang memenuhi standar yang disebutkan di atas. Kita selama ini sudah bosan dipertontonkan dengan karakter pemimpin habis manis sepak dibuang.
Ketika mendekati masa pilkades, pilkada, pilgub bahkan pilpres, ada banyak calon pemimpin di negeri ini tiba-tiba murah senyum, sangat baik, ramah, perduli dan sok memperhatikan warga masyarakatnya. Bahkan tidak ada angin, tidak ada badai bahkan halilintar sekalipun mereka tiba-tiba menjadi alim dengan seragam ala ustadz.
Mereka menjadi pribadi sangat baik terhadap semua orang. Padahal itu merupakan pencitraan yang sengaja di buat-buat hanya untuk mendapatkan simpati publik. Memang tidak ada yang salah, apa lagi sengaja disalahkan.
Mereka yang bersolek lewat pajangan baliho, serta spanduk yang memenuhi pinggir jalan adalah salah satu cara untuk mengemis dukungan rakyat. Hal itu menjadi pesta tahunan ketika musim politik tiba.
Tapi sosok Pasdompu adalah pribadi yang beda. Karakternya teruji, tidak ada yang di buat-buat, tidak ada yang direkayasa dan bahkan tidak pernah hilang keramah tamahannya kepada semua orang. Dia pribadi yang menjunjung tinggi persamaan, kesetaraan. Bahkan
Dia tampil seperti biasanya. Baik sebelum menjadi anggota DPRD Kabupaten Dompu, maupun setelah menjabat anggota dewan. Tidak percaya? Anda bisa datang ke rumahnya kapanpun Anda mau. Ketika Anda datang, walaupun tidak dikenalnya tak akan mengurangi rasa hormatnya kepada Anda, asalkan Anda datang dengan tujuan yang baik.
Sebab Pasdompu bisa disapa, didatangi oleh siapa pun mulai dari kelas pejabat sampai kelas sosial paling bawah. Dia akan menyapa semua orang ketika bersua dimana pun dirinya berada. Sehingga semua orang yang menjumpainya tidak pernah canggung, apa lagi menuduhnya anggota dewan seperti kacang yang lupa alam kulitnya.
Pasdompu memang beda, dan sangat berbeda dengan kebanyakan pemimpin yang dikenal publik selama ini di Bumi Nggahi Rawi Pahu. Tidak banyak pemimpin seperti dirinya yang selalu meluangkan banyak waktu untuk mendengarkan keluhan warga masyarakat lapisan bawah. Jika pun ada, itupun tidaklah banyak, bahkan ada pemimpin yang nampaknya sudah melupakan konstituennya, yang dulu siang malam memperjuangkannya sehingga melenggang ke kursi dewan.
Tapi sekali lagi, Pasdompu memang beda. Kepribadiannya memang tidaklah sempurna, tapi ada banyak pelajaran yang bisa diselami dari pengalaman hidupnya hingga menjadi anggota dewan seperti sekarang ini. Dia lahir dari kelas sosial sederhana di Desa Daha, Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.