Doc. Suradin
Beberapa hari belakang ini Kota Mataram selalu diguyur hujan. Ketika hujan datang dibeberapa ruas jalan akan tergenang air, bahkan aktivitas tidak akan berjalan sebagaimana biasanya. Yang berangkat ke suatu tujuan setidaknya harus menyiapkan jas hujan agar tidak basah selama perjalanan. Perjalananpun setidaknya penuh kehati-hatian sebelum sampai ketempat tujuan.
Namun hari ini (14/01/2020) langit Kota Mataram sangat cukup cerah. Mentari pagi di ufuk timur begitu cerah menyapa semesta. Dalam menuju tempat pengabdianku, perjalanan pagi ini begitu lancar tanpa hambatan sama sekali. Seperti biasa, aku menyaksikan lalulalang kendaraan di beberapa ruas jalan, dan dibeberapa titik pihak keamanan kelihatan sigap dan sibuk mengatur arus lalu lintas agar berjalan lancar. Sebelum sampai ke sekolah, aku memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di Pasar Sindu.
Sekitar dua bulan belakangan ini aku sering menyambangi pasar Sindu yang berada di Jalan Sultan Hasanuddin Cakranegara Utara Kota Mataram. Keberadaan pasar Sindu tidak terlalu jauh dari tempatku mengajar, sehingga aku tidak terlalu khawatir untuk terlambat untuk sampai di sekolah.
Di pasar Sindu biasanya hanya membeli pisang, karena belakangan ini aku sering mengkonsumsi pisang setelah mendengarkan ceramah seorang ustadz di cennel YouTube. Karena mengkonsumsi nasi yang terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan menurutnya. Karena yakin dengan tausyah tersebut akupun mempraktekannya dengan mengkonsumsi pisang sebagai pengganti nasi.
Doc. Suradin
Dari kejauhan, pasar Sindu seperti pasar kebanyakan sudah kelihatan ramai di pagi hari. Laju kendaraan roda dua yang kutumpangi harus melaju sangat pelan. Sebab, harus berbagi tempat dengan kendaraan lain dan orang-orang yang menyebrang serta yang sibuk mengangkat barang-barang jualan.
Para pedagang sibuk menjajakan barang dagangannya, para tukang parkir sibuk mengatur motor dan melerai lalu lintas, benhur/cidomo berdesakan dengan yang lain menunggu penumpang. Segala kebutuhan pokok cukup tersedia di pasar Sindu. Mulai dari barang-barang kebutuhan rumah tangga sampai hasil kebun berupa pisang, ubi, jagung dan bahkan sampai kembang uleran dan kembang laywan untuk kebutuhan peribadatan suatu agama tersedia di sini.
Setelah aku simpan motorku di tempat parkir aku melangkahkan kakiku untuk memasuki pasar. Di sudut pasar dilorong masuk pertama sebelah utara, pandanganku tertuju pada seorang perempuan tua yang sedang menjajakan jualannya kepada siapa saja yang lewat di depannya. Akupun memutuskan menghampirinya.
Setelah melihat-lihat barang dagangannya kelihatan sangat cukup berfariasi, ada pisang, jagung, nenas dan lain-lain. Akupun memberanikan diri untuk mengajaknya berbincang-bincang setelah aku memutuskan untuk membeli pisangnya beberapa sisir. Dengan senyumannya yang datar iapun mengangguk.
Doc. Suradin