Lihat ke Halaman Asli

Pacaran Vs Pernikahan

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masa setelah pernikahan berbeda dengan ketika saat kita pacaran. Saat dalam masa pacaran kita cenderung untuk menampilkan kesempurnaan dan menyembunyikan sesuatu yang dapat mempermalukan diri kita pada pasangan karena di sana ada rasa takut kita tidak diterima oleh pasangan kita. Maka kemudian kita menutupi keaslian diri kita.

Ada 2 interaksi yang terjadi antara 2 jiwa begitu seseorang sudah terikat karena pernikahan:

Yang pertama, salah satu pasangan - biasanya suami - bagaikan mendapatkan mangsa di dalam perangkap yang telah dibuatnya saat pacaran. Lalu pernikahan dijadikannya sebagai "tempat pembantaian" yang digunakan untuk sarana perendahan, penyalahan, pelampiasan emosi-emosi, pengendalian, dan untuk mendapatkan "kekuasaan."

Yang kedua, suami atau istri terbangkitkan kembali ingatan-ingatan masa lalu saat bagaimana ayahnya atau ibunya memperlakukannya, atau ingatan-ingatan saat ayahnya memperlakukan ibunya atau ibunya memperlakukan ayahnya. kemudian, ingatan-ingatan - yang tetap tersimpan di dalam bawah sadar - ini menjadi cara mereka dalam berinteraksi dengan pasangannya. Bila mereka tidak bisa saling mengekpresikan diri atau terbuka pada pasangannya, itu adalah interaksi yang mereka lihat dan terjadi di dalam keluarganya ketika mereka masih kecil.

Cinta yang membuat 2 jiwa memutuskan untuk bersatu. Tapi bukan cinta yang membuat sebuah penyatuan 2 jiwa tetap bertahan. Kalau pun bertahan, di dalamnya selalu ada kepura-puraan.

Supriyatno
Counselor,Trauma Therapist, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/
E-mail: pedulitrauma@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline