Lihat ke Halaman Asli

DARI MANA ASAL "GEN BUNUH DIRI"?

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

DARI MANA ASAL "GEN BUNUH DIRI"?

Misalkan, seseorang ayah menderita depresi berat sampai melakukan usaha-usaha untuk bunuh diri. Di masa-masa depresi tersebut, terjadi kepincangan fungsi sebuah keluarga. Dalam hal ini kepada keluarga tidak dapat menjalankan perannya sebagai kepala keluarga karena depresinya. Mungkin anak tertua atau istrinya yang menggantikan perasan kepala keluarga. Bisa pula seluruh anggota keluarga mendapatkan dampak buruk/trauma akibat depresi berat yang dialami ayah mereka. Di dalam diri kepala keluarga ini, sudah tertanam "gen bunuh diri" karena usaha-usaha bunuh diri yang gagal dilakukannya.

Hurt people hurt others

Lalu, keadaan depresi si kepala keluarga "mentransfer" masalahnya kepada seluruh anggota keluarganya. Seluruh anggota keluarga menjadi depresi karena menghadapi keadaan depresi kepala keluarga mereka. Si Kepala keluarga dalam hal ini telah "menanamkan gen bunuh diri kepada seluruh anggota keluarganya."
"Gen bunuh diri" yang telah tertanam di dalam salah satu anggota keluarga akan terpicu kembali ketika mereka berhadapan dengan sebuah permasalahan hidup. Jika anggota keluarga ini cukup mendapatkan support dari orang lain, ia dapat melewati masalahnya dengan baik. Jika ia tidak ada dukungan, ia mungkin saja melakukan usaha-usaha untuk bunuh diri sama seperti yang dilakukan ayahnya dulu. Orang yang derepsi ini juga "menanamkan gen bunuh diri" kepada anggota keluarganya. Ia telah memperlihatkan bagaimana cara "menghadapi masalah." Demikian seterusnya...."gen bunuh diri" diturunkan dari generasi ke geneasi, sampai ada seseorang yang mendapatkan kesadaran tinggi dan memutus mata rantai gen bunuh diri tersebut.

Love Yourself!

Supriyatno
Counselor,Trauma Therapist, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/
E-mail : pedulitrauma@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline