Lihat ke Halaman Asli

Supriyanto

Penyuluh Agama Buddha

Membunuh Orangtua Karma Buruk Terberat

Diperbarui: 12 Agustus 2023   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam budaya dan kepercayaan di sebagian masyarakat, terdapat keyakinan bahwa tindakan buruk yang dilakukan akan berakibat buruk bagi diri sendiri di masa depan

beberapa waktu yang lalu indonesia dikejutkan oleh kabar seorang anak membunuh ibu dan melukai ayah hanya karena masalah bisnis.

dalam pandangan agama buddha tindakan tersebut tergolong Ānantarika-karma atau ānantarika-kamma adalah sebuah kejahatan besar yang membawa malapetaka melalui proses karma.Kejahatan-kejahatan tersebut dianggap sangatlah besar dan bahkan bagi masyarakat di luar agama Buddha turut menjauhinya. Menurut Agama Buddha, melakukan kejahatan semacam itu akan membuat pelaku menjauhi tahap-tahap sotāpanna, sakadagami, anāgāmi atau arahat pada masa hidupnya.Lima kejahatan tersebut adalah:

Sengaja membunuh ayahnya.Sengaja membunuh ibunya.,Membunuh seorang Arahat (orang yang tercerahkan penuh). melukai atau Menumpahkan darah seorang Buddha.

Menciptakan perpecahan dalam Sangha, komunitas biksu, biksuni dan pariṣā Buddha yang berniat untuk mencapai pencerahan. 

Dalam kasus pembunuhan tersebut maka perbuatan sang anak dapat digolongkan karma yang berat (garukha karma) yang dapat menyebabkan terlahir di neraka yang paling dasar (Avici), sebagai umat Buddha sudah sewajarnya untuk menyadari bahwa tindakan buruk seperti membunuh orang tua adalah perbuatan yang tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga akan berakibat buruk bagi diri sendiri di masa depan. membunuh orang tua merupakan perbuatan yang sangat tercela dan melanggar nilai-nilai fundamental dalam agama Buddha, yang menekankan pentingnya menghormati orang tua dan menjaga kasih terhadap mereka.

Orang tua merupakan salah satu ladang subur setelah Buddha dan Arahat untuk menanam kebajikan dan mencapai pencerahan dalam agama Buddha dalam kehidupan ini karenanya Buddha menyampaikan demikian

Barang siapa yang telah memperlakukan dengan baik, ibu, ayah dan Samsammbuddha, Sang Tathagata serta para pengikutnya, sebenarnya telah menimbun banyak bibit kebajikan. Karena siapapun yang berbuat bajik kepada orang tuanya dalam hidup ini, akan dipuji oleh para bijaksana, dan dalam kelahiran-kelahiran selanjutnya ia akan hidup di berbahagia di alam-alam surga. (Anguttara Nikaya 11, 4).

lebih lanjut Buddha menyampaikan dalam Sigalovada sutta cara memperlakukan orang tua  “Dengan lima cara seorang anak memperlakukan orang tuanya sebagai arah timur:

  • 1.    Dahulu aku telah dibesarkan oleh mereka, sekarang  aku akan menyokong mereka.
  • 2.    Aku akan melakukan tugas-tugas kewajibanku terhadap mereka.
  • 3.    Aku akan menjaga baik-baik garis keturunan dan tradisi keluarga.
  • 4.    Aku akan membuat diriku pantas untuk menerima warisan.
  • 5.    Aku akan mengurus persembahyangan kepada sanak keluargaku yang telah meninggal dunia.” (Digha Nikaya 111, 189).

Orang tua merupakan sumber kebajikan dan kebijaksanaan yang sangat berharga dalam agama Buddha. Orang tua memegang peran yang penting dalam membentuk karakter anak dan memberikan landasan moral yang kuat untuk kehidupan mereka

Begitu pentingnya peran orang tua dalam kehidupan seseorang sehingga agama Buddha memandang perbuatan buruk seperti membunuh orang tua dianggap sebagai salah satu perbuatan yang sangat tercela dan melanggar sila yang mendorong pelakunya menjadi penghuni kerak neraka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline