Sembahyang Ceng Beng merupakan ritual keagamaan dalam budaya Tionghoa yang dilakukan untuk menghormati arwah leluhur. ada banyak tata cara sembahyang Ceng Beng terdiri dari sub etnis Tiong hoa.Namun ada beberapa tata cara umum yang perlu dipahami bagi yang ingin melakukan sembahyang Ceng Beng, di antaranya adalah memilih tempat yang tepat, membawa perlengkapan seperti dupa, kembang dan makanan sebagai persembahan untuk leluhur.
Selain itu, sebelum memulai sembahyang Ceng Beng, penting untuk membersihkan diri dan memakai pakaian rapi dan sopan.
Terus bagaimana apabila tidak mengetahui makam leluhur atau jazadnya dikremasi dan dilarung ke laut?
Agama Buddha merupakan agama yang fleksibel jika tidak mengetahui makam leluhur atau jazadnya telah dikremasi dan dilarung ke laut, maka sebaiknya melakukan sembahyang Ceng Beng secara simbolis di Vihara atau Klenteng Tridharma ibadah Buddha yang menyelenggarakan upacara pelimpahan jasa yang diperuntukkan bagi orang tua dan leluhur yang telah meninggal Namun, jika tidak memungkinkan untuk mendatangi Vihara atau Klenteng Tridharma, dapat dilakukan sembahyang sendiri di rumah serta mendermakan sebagian uang untuk ke vihara agar orang tua atau leluhur ikut diserta didoakan melalui upacara keagamaan yang layak seperti pembacaan paritta, sutra atau mantra yang dilakukan oleh Bhikkhu atau Bhiksu. hal ini penting agar keberkahan dan restu dari orang tua atau leluhur ini dapat dirasakan dalam setiap aspek kehidupan
Jadi tidak perlu berkecil hati jika tidak mengetahui makam leluhur atau jazadnya telah dikremasi dan dilarung ke laut, karena masih ada cara-cara lain untuk menghormati leluhur dalam upacara sembahyang Ceng Beng secara simbolis di Vihara atau Klenteng Tridharma, bahkan bisa dilakukan sendiri di rumah dengan tetap membawa perlengkapan dan melakukan tata cara sembahyang yang tepat. Sebab inti dari sembahyang Ceng Beng menurut ajaran Buddha adalah pelimpahan jasa kebajikan kepada leluhur dengan harapan mereka dapat terlahir di alam yang berbahagia sesuai dengan amal kebajikan yang telah dilakukan semasa hidup.
Pelimpahan jasa kebajikan merupakan suatu upaya untuk mempersembahkan kebaikan dan amal baik yang kita lakukan kepada orang lain, terutama kepada leluhur yang telah meninggal, sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi atas pengorbanan serta usaha mereka selama hidup kegiatan ini sebenarnya dapat dilakukan kapan saja tidak hanya pada saat sembahyang ceng beng saja, namun juga pada saat-saat penting lainnya seperti hari-hari besar agama Buddhis atau sekadar dalam pikiran dan tindakan sehari-hari sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada leluhur. hal ini tertuang dalam tirokudda sutta sebagai berikut
Demikianlah mereka yang (adalah) penuh kasih sayang di hati memberi bagi sanak saudara minuman dan makanan seperti itu yang murni dan baik serta cocok pada saat-saat ini: maka biarlah ini untuk sanak-saudara ''Semoga sanak-saudara memperoleh kebahagiaan. mahluk-mahluk halus dari sanak saudara yang telah meninggal ini
yang berhimpun dan berkumpul di sana.
lebih lanjut dalam Ksitigarbha Bodhisattva Sutra dijelaskan bahwa kita dapat mempersembahkan jasa kebajikan kepada leluhur melalui perbuatan baik dan oleh karena itu, setiap tindakan kebajikan yang kita lakukan akan mempengaruhi nasib leluhur kita hal ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan kita sebagai manusia dan bagaimana kita dapat memberikan pengaruh positif pada kehidupan leluhur kita yang telah meninggal dunia seperti yang dijelaskan sebagai berikut
"Oleh karena itu Yang Arya Ghrapati yang bijak, umat di alam Jambudvipa, jika orang tuanya atau sanak keluarganya meninggal dunia, lalu mengadakan upacara upavasatha atau puja bhakti dengan sujud dan khidmat kepada Sang Triratna, baik bagi yang meninggal maupun yang masih hidup akan mendatangkan berkat."
Nah karenanya tidak perlu bingung dan kecewa apabila kita tidak tau di mana makam leluhur, tidak sempat ikut karena sakit ataupun karena kesibukan dan ongkos kita tetap dapat turut serta melakukan sembahyang Ceng Beng.