Wisata Kuliner Tradisional yang "Ngangeni" Ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Diperbarui: 30 Juni 2024 17:37
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Loka Batari memang "ngangeni" (dokpri)
Wisata Kuliner Tradisional yang "Ngangeni" Ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Siapa tidak suka menikmati hidangan lezat nan murah di objek wisata kuliner? Jika kita pernah berkunjung ke sebuah objek wisata kuliner kemudian kita ingin datang lagi ke tempat tersebut, berarti objek wisata tersebut "ngangeni", membuat rindu.
Tas kain Rp 15.000 (dokpri)
Kata "ngangeni" berasal dari kata dasar "kangen" yang berarti "rindu". Dengan demikian, kata "ngangeni" berarti "membuat rindu". Betul. Salah satu objek wisata kuliner tradisional di Kabupaten Klaten ada yang "ngangeni", khususnya bagi keluarga Trah Sastro Martoyo.
Objek wisata tersebut diberi nama Loka Batari yang beralamat di RW 04 PTG (Padakan, Tegalarum, Gatak), Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Adik dan kakak (dokpri)
Pada tanggal 23 Juni 2024 kami sudah berkunjung ke sana untuk pertama kali. Pada tanggal 30 Juni 2024 kami datang lagi ke objek wisata kuliner tradisional itu. Hal itu dilakukan karena objek wisata tersebut benar-benar "ngangeni". Makanan dan camilan yang dijual ada yang membuat kami ingin menikmati lagi. Makanan dan camilan yang kami beli pada pekan sebelumnya sangat memberikan kesan positif (terasa enak, gitu).
Makanan tradisional diolah dengan profesional. Bukan asal matang atau asal jadi. Begitu kesan pertama saat berkunjung ke Loka Batari. Waktu itu kami berenam memilih makanan yang berbeda-beda. Masing-masing bercerita tentang kelezatan makanan yang dibeli. Ternyata semua sama, merasakan cocok dengan bumbu (rasa) dan penampilan fisik makanan yang dijajakan.
Dokpri
Atas dasar itu, Kakak Srimulyo berinisiatif untuk mengajak anggota keluarga lain untuk ke sana. Dalam daftar peserta, dua orang yang pernah ke sana tidak lagi diikutkan, yaitu ibunda Sastro Martoyo dan adik bungsu Tarti. Sebagai pengganti, adik Harwahyuni (Nanik) diajak serta.
Peserta lama (ikut dalam kunjungan 23 Juni 2024) adalah Mbak Srimulyo, istri tercinta (Siti Asfiyah) dan saya (Suprihadi). Hanya empat orang yang ikut dalam kunjungan ke Loka Batari pada hari Ahad (30/6/2024).