Nonton Pertunjukan Topeng Monyet pada Senja Hari di Klaten (27/6/2024)
Waktu itu hampir menunjukan pukul 17.30 WIB. Rombongan berhenti di dekat pertigaan gang dekat rumah ibunda. Mereka terdiri atas tiga orang. Satu orang yang mengendalikan alat musik. Satu orang yang mengendalikan pergerakan sang monyet. Satu orang yang membawa kaleng kosong untuk meminta sumbangan sukarela kepada para penonton.
Saya pun tergoda untuk ikut menyaksikan pertunjukan topeng monyet yang sudah cukup lama tidak pernah saya jumpai. Sang monyet yang mungil beraksi sesuai arahan dari "pawang" yang memegang ujung tali. Tali ujung yang lain diikatkan pada kalung di leher sang monyet.
Anak-anak begitu gembira menyaksikan gerak-gerik sang monyet yang bisa naik kendaraan, menjalankan egrang terbuat dari dua buah besi ringan yang cukup panjang, dan aksi lain yang membuat tersenyum para pengunjung yang berdiri di sekitar tempat monyet beraksi.
Bahkan, ada anak-anak yang mengikuti gerak-gerik sang monyet (maksudnya ikut berjalan mendekati aksi sang monyet). Pada momen tertentu sang monyet berlari mendekati penonton anak-anak. Tentu saja anak-anak yang didekati langsung menyingkir, menghindari kontak fisik dengan sang monyet yang sedang "bekerja" untuk tuannya.
Sebenarnya cukup kasihan mempekerjakan monyet untuk mencari uang. Monyet tersebut pasti sudah "didik" dengan cara yang "keras" dan kurang memperhatikan perikebinatangan. Binatang yang seharusnya bebas hidup di hutan, terpaksa harus menjadi objek mencari uang.
Semoga ada pekerjaan lain yang lebih baik yang tidak memanfaatkan binatang untuk mencari uang. Biarkan hewan-hewan hidup bebas di alam sesuai kodrat mereka.***
Ditulis di rumah ibunda di Klaten, 27 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H