Menikmati Keramaian Jalan Malioboro Yogya pada Siang Hari Selasa (25/6/2024)
Para pejalan kaki dengan santai dan sebagian terburu-buru melangkah di pinggir jalan Malioboro. Jalan Malioboro yang menjadi ciri khas Yogyakarta itu tampak begitu sempit lebar jalan aspalnya dibandingkan lebar tempat untuk pejalan kaki.
Pada sebagian tepi jalan berasapal itu mangkal para pengemudi andong atau dokar serta pengemudi becak dengan armadanya. Dengan cukup santun para pengemudi kendaraan itu menawarkan jasanya. Pada sebagian lokasi, saya melihat ada tawar-menawar antara pengemudi dokar dengan calon penumpang.
Mobil pribadi mendominasi jalan aspal. Ada angkutan umum Transjogya sesekali melintas. Kendaraan roda dua tidak kalah banyak dengan roda empat.
Saya dan istri tercinta berjalan tidak berdampingan. Istri berjalan di depan saya. Saya mengikuti dari belakang sambil bawa kamera. Maksudnya, kamera ponsel untuk merekam.
Suasana mulai depan Plaza Malioboro yang kami rekam hingga beberapa meter ke arah utara. Saya ikut berhenti ketika istri tercinta duduk di sebuah bangku yang cukup kuat dan kokoh.
Dokpri
Tidak lama setelah kami duduk-duduk di sana, terdengar suara azan Zuhur dari masjid di lingkungan kantor DPRD Provinsi Yogyakarta.
Dokpri
Waktu untuk sejenak melupakan urusan duniawi. Urusan dunia perlu sebentar dikesampingkan. Banyak pejalan kaki yang berbelok menuju arah sumber suara azan. Lokasi masjid yang cukup strategis tentu sangat bermanfaat bagi pengunjung Malioboro. Mereka segera mengambil air wudu untuk membasuh dan membersihkan sejenak urusan duniawi.