Perkelahian "Prajurit" Dua Keluarga Tidak Terelakkan saat Lamaran Ditolak Ayah Roro Mendut
Dua keluarga yang semula bersaudara (kakak dan adik) terpaksa harus berseteru. Ayah Roro Mendut tidak setuju putrinya itu dilamar oleh Kemudo. Kondisi kekayaan yang berbeda membuat ayah Roro Mendut menolak Kemudo menjadi menantunya.
Orang tua Kemudo dianggap miskin dan tidak berharta sehingga tidak pantas menjadi "besan"-nya. Demikian pendapat ayah Roro Mendut. Atas penolakan lamaran itu, "prajurit" dari pihak keluarga Kemudo terpaksa harus berkelahi dengan "prajurit" dari pihak keluarga Roro Jonggrang.
Orang Tua Kemudo Datang Baik-Baik
Untuk memenuhi permintaan Kemudo, orang tuanya dengan "terpaksa" mendatangi keluarga Roro Mendut dengan tujuan untuk melamar. Kedatangannya seperti orang tua pada umumnya yang akan melamar gadis anak orang (padahal orang tua Roro Mendut masih saudara/adik dari orang tua Kemudo).
Setelah berbasa-basi beberapa saat, ayah Kemudo menyampaikan tujuan utama kedatangan ke rumah adiknya itu. Pada saat maksud atau tujuan itu disampaikan, ayah Roro Mendut dengan tegas menolak atau tidak mau menerima lamaran itu.
Padahal antara Roro mendut dan Kemudo sudah saling jatuh cinta. Hal itu terlihat dari keasyikan keduanya "mojok" pada saat kedua orang tuanya "rembukan".
Prajurit Kedua Keluarga Bentrok
Penolakan lamaran orang tua Kemudo berujung bentrok. Dua kelompok anggota dua keluarga itu akhirnya bentrok. Seperti pertunjukan ketoprak pada umumnya, sering (bahkan selalu) ditampilkan adegan perkelahian antara dua kelompok. Untuk membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lain dapat dilihat dari kostum yang dikenakan.
Seperti dalam pertandingan sepak bola, kedua belah kesebelasan tidak boleh menggunakan seragam atau kostum yang sama agar para pemain tidak kebingungan membedakan kawan dan lawan dalam pertandingan.