Naik Kapal Feri saat Penumpang Sepi, Serasa di Rumah Sendiri
Ada beberapa loket untuk membeli tiket masuk ke kapal feri. Ada loket untuk kendaraan roda dua, dan ada pula loket untuk roda empat. Pak Imam Mudin mengarahkan mobilnya menuju loket kendaraan roda empat.
"Berapa?" tanya Pak Imam Mudin kepada petugas loket.
"Tiga ratus lima belas!" jawab sang petugas yang masih cukup muda.
Ada perbedaan atau selisih nominal harga tiket kapal feri. Pada saat kami berangkat dari pelabuhan Penajam hari Kamis (30 Mei 2024) harga tiket Rp 330.000 (tiga ratus tiga puluh ribu rupiah). Saat Pak Imam Mudin membeli tiket di pelabuhan feri Kariangau selisih lima belas ribu rupiah.
Setelah tiket ada di tangan, Pak Imam Mudin diarahkan menuju Dermaga 1. Petugas yang berada di belokan jalan, mengambil satu lembar tiket yang dibawa Pak Imam Mudin, kemudian memberikan isyarat agar mobil yang dikemudikan Pak Imam Mudin menuju Dermaga 1.
Wajah ceria Pak Imam Mudin begitu tampak karena tidak ada antrean. Pengemudi mobil atau sepeda motor yang sudah membeli tiket langsung diminta masuk ke kapal Ulin Ferry yang berada di Dermaga 1.
Petugas yang berada di ujung kanan dalam kapal feri memberikan aba-aba agar mobil yang dikemudikan Pak Imam Mudin ditepikan dekat tangga.
Dengan berhati-hati pak Imam Mudin mengikuti aba-aba atau arahan dari sang petugas kapal feri tersebut. Salah sedikit bisa berakibat fatal. Badan mobil bisa tergores dinding kapal atau besi yang cukup tebal di sisi dekat dinding.
Saat mobil sudah terparkir, Pak Imam Mudin agak kesulitan membuka pintu. Dengan bersusah payah, Pak Imam Mudin akhirnya dapat keluar dari dalam mobil dengan membuka pintu tidak penuh (tidak lebar).